Mr. Singh adalah boss Andini dan Rosa, yang usianya sudah hampir mendekati 55 tahun. Berperawakan tinggi, kurus dan kulitnya sedikit gelap.
"Ya, tuan. Saya mau menjalani kawin kontrak dengan tuan. Asal, tuan bisa memenuhi kebutuhan saya," jawab Andini. Coba menguatkan diri.
"Tell me..! Apa perlu kamu?" Tanya Mr.Sing dengan bahasa yang masih campur-campur. Karena memang belum fasih benar berbahasa Indonesia yang benar.
Ditanya demikian, Andini pun menceritakan kesulitannya. Dia sedang membutuhkan biaya sangat besar untuk biaya pengobatan ayahnya di kampung.
Karena hatinya sudah begitu suka terhadap wanita cantik di hadapannya. Mr. Singh menyanggupi syarat yang diajukan Andini.
"I see. Oke, saya sanggup bayar biaya pengobatan ayahmu, bahkan lebih. Tapi, kamu juga layani saya dengan baik dan tidak usah kerja lagi di sini. Bagaimana?
"Baik tuan. Saya sanggup," jawab Andini.Â
Tak terasa air mata berlinang di sudut mata indahnya. Namun, segera ia mengusapnya, agar jangan sampai ketahuan Mr. Singh.
"Baik. Kalau begitu kita urus secepatnya perkawinan kita," Ucap Mr. Singh, seolah tak sabar ingin segera menikmati tubuh molek yang sudah lama didambakannya.
***
Setelah segala perayaratan dilengkapi, akhirnya Andini dan Mr. Singh resmi menjalankan hubungan perkawinan selama satu tahun kedepan. Ini disesuaikan dengan kontrak kerja Mr.Singh yang memang habis satu tahun lagi dan harus kembali ke negaranya.
Sejak saat itu Andini menjalani hari-harinya sebagai isteri kontrak Mr. Singh. Dia faham betul, sebenarnya kawin kontrak dilarang oleh pemerintah maupun agama. Bahkan, dalam agama Islam, kawin kontrak hukumnya haram. Karena kawin kontrak tidak berencana membina rumah tangga yang langgeng.
Kawin kontrak hanya bersifat sementara, semata untuk mencari kesenangan sesaat, tanpa ada tindak lanjut. Hal ini sungguh merugikan kaum perempuan. Apabila kontrak waktunya sudah habis, maka dengan sendirinya pernikahan bubar, tanpa ada talak dan tanpa ada hak waris. Sehingga tujuan dari kawin kontrak tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Meski begitu, Andini terpaksa melakukan hal tersebut. Hari-harinya, harus terus melayani kebutuhan biologis Mr. Singh yang tidak ada puas-puasnya. Sungguh keadaan yang sangat menyiksa batin Andini. Bagaimanapun perkawinan yang dia jalani bukan berdasarkan cinta kasih.