Mendengar usulan Rosa, wajah Andini seketika berubah pucat. Namun, matanya tajam menatap Rosa.
Rosa pun menjadi salah tingkah. Dalam hatinya menyesal telah memberi usul yang dianggapnya kurang tepat.
"Maaf ... Maaf..! Aku salah ya?" Perasaan Rosa jadi tak menentu. Apalagi, dilihatnya Andini kembali mencucurkan air mata.
"Aku mau menerimanya. Ini kulakukan demi ayahku," ucap Andini lirih. Air matanya semakin tak terbendung membasahi pipinya yang putih mulus.
"Benarkah? Ingat, An! Dia (Mr.Singh) hanya ingin mempersuntingmu dengan cara kawin kontrak saja. Tidak lebih."
"Tidak apa-apa. Demi kesembuhan ayah, aku rela lakukan apapun," balas Andini, memantapkan hatinya.
"Sekali lagi, aku tanya. Are you serious?"
"Ya. I do."
Yakin dengan kemantapan hati temannya, Rosa langsung memeluk Andini. Dalam hatinya, Rosa tahu betul, bahwa Andini terpaksa melakukan hal itu karena keadaan yang tidak memihak.
"Ya udah. Kalau gitu, besok kita coba obrolkan dengan Mr. Singh di kantor. Sekarang, mending kita tidur," ujar Rosa.Â
Kedua wanita bersahabat itu akhirnya masuk ke dalam rumah kontrakan untuk beristirahat
***
"Really? Kamu mau terima tawaranku," Tanya Mr. Singh kepada Andini, yang sudah menghadap di kantornya.