Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Anomali Wakil Rakyat (Doa Orangtua)

30 September 2019   19:37 Diperbarui: 30 September 2019   19:59 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KARENA kepintarannya, Hasan lulus SLTA dengan nilai terbaik. Tak hanya itu, dia pun mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi negeri pada fakultas sosial politik (Sospol). Awalnya dia ragu untuk mengambil beasiswa itu. Bagaimanapun, dia harus meninggalkan kampung halamannya, dan sudah pasti meninggalakan kedua orang tua dan adik perempuannya, Husna.
Beruntung, sebelum pulang ke rumah, dia mampir dulu ke rumah pamannya. 

Maksudnya, akan meminta pertimbangan, soal kelanjutan hidup dan kesempatan yang ia dapat. Sang Paman yang merupakan juragan angkot, bahagia mendapat kabar keponakannya mendapat beasiswa. Ia mendukung Hasan untuk melanjutkan kuliah.

"Jangan sia-siakan kesempatan..! Perkara orang tua dan adikmu, biar paman yang tanggung jawab. Kamu, fokus saja belajar dan buat paman dan ibu bapakmu bangga," Ujar paman Hasan, rona wajahnya tampak sumringah.

"Sebelumnya, Hasan haturkan terimakasih atas kebaikan paman. Doakan, Hasan bisa meraih cita-cita dan membanggakan paman serta kedua orang tua."

"Orang tua mana yang tidak ingin anak-anaknya sukses? Pasti, paman akan berdoa selalu untukmu. Sekarang, kau temui kedua orang tuamu dan minta restu..!"

"Baik, paman."

Hasan bergegas pulang ke rumah orang tuanya. Hatinya lega dan sumringah. Karena, dia bisa fokus belajar tanpa harus memikirkan keadaan ekonomi orang tuanya. Sementara, untuk biaya dirinya selama kuliah, dia berencana akan mengamen atau berdagang asongan selepas kuliah.

Sesampainya di rumah, Hasan langsung menubruk kedua orang tuanya, yang memang sedang menungu kedatangan anak sulungnya itu.

"Bagaimana, apakah kamu lulus nak? Tanya Ayah Hasan, sambil mengelus kepala anaknya, yang sedang bersujud di kakinya.

"Alhamdulillah, Hasan lulus, yah."

"Sukurlah. Meski berat, akhirnya kamu bisa juga menamatkan SLTA," Ibu Hasan menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun