Pedang Terhunus
Ketika musim gugur,
Semua daun dan bunga dijatuhkan
Musim semi keindahan tersimpan
Dan manakala musim semi datang
Semua ditampakkan
Aku takut!
Rinduku menjadi pedang terhunus
"Maka tundukkanlah matamu!" bentak tuannya
Jika kuangkat maka pedang itu akan memenggal kepalaku
"Kemarilah, aku akan tunjukkan kepadamu perempuan cantik!" kata tuannya
Mata itu tetap menatap kedua ujung kakinya
Apa yang ia lihat?
Mata, bibir, dan hidung
Kecantikan dalam bayangan
Maka,
Kejatuhan demi kejatuhan
Satu persatu membelah badan
Lebih mengerikan dari pada pedang terhunus di tangan tuannya
Maka:
Ketika air bercampur debu
Maka kejernihan akan hilang
Dan terlupakan
Siapa yang berani meminumnya?
(Singai Limas, 29 Mei 2020)