Sebenarnya sudah lama penulis ingin menulis tentang kuliner lagi, khususnya tentang sambel Aceh, Â dan sekarang baru ada kesempatan. Maklumlah, sebagai wanita yang sudah disibukkan sejak terbuka mata di subuh hari, hingga tertutup lagi di malam hari, semua aktivitas rasanya menguras waktu, sehingga agak kesulitan meluangkan waktu untuk menulis secara panjang lebar.
Walaupun penulis bukanlah asli orang Aceh, namun ketika penulis pernah mendapatkan resep ini dari salah satu sahabat yang di kenal melalui grup Whatsaap. Penasaran dengan resep yang didapatkan, kemudian penulis mencoba eksekusi sendiri, dan ternyata berbuah manis.
Dengan terpaksa bahan belimbing wuluh diganti dengan sedikit perasan jeruk nipis, walaupun ini sebenarnya sudah melenceng dari resep aslinya. Tetapi hasil yang didapatkan sudah sedikit melegakan hati, dan cukup mendulang semangat makan bersama keluarga.
Belum puas dengan pengalaman pertama membuatnya, dikesempatan lain penulis kembali mengeksekusi olahan sambel yang membuat hati gregetan ini. Semua bahan sudah disiapkan lebih awal, dan dengan penuh semangat mengeksekusi sesuai dengan petunjuk yang ada pada resep tersebut.
Ternyata luar biasa, ada kepuasan tersendiri manakala telah berhasil membuat sambel sesuai dengan petunjuk resep sambil sesekali kembali melakukan tes rasa.Â
Sukses membuat sambel Aceh yang dahulunya tidak pernah diketahui sama sekali, merupakan suatu kebahagian tersendiri di dalam hati, apalagi disambut hangat oleh seluruh anggota keluarga. Akibatnya, makan bersama menjadi lebih semangat dalam suasana yang ceria dan penuh kesyukuran.
3 siung bawang merah, kupas.
1 batang serai, ambil bagian putihnya, potong kecil-kecil.
1 lembar Daun jeruk, iris tipis.
3 biji belimbing wuluh
Cabe rawit (sesuai selera)
Gula dan garam, secukupnya.
Cara Membuat :
1) Semua bahan termasuk udang ditumbuk, atau diolek.
2) Tambahkan gula dan garam secukupnya, sambil tes rasa.