Mohon tunggu...
Eko Yuli Yanto
Eko Yuli Yanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di MTs swasta di Ponorogo

Saya seorang tenaga pengajar bahasa inggris ingin berinteraksi dan berbagi pengalaman tentang pendidikan dengan sesama penggiat pendidikan di seluruh Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan HOTS Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris pada Materi Describing People

7 Oktober 2022   10:25 Diperbarui: 7 Oktober 2022   10:44 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan memiliki peran penting dalam memempersiapkan sunber daya manusia untuk memasuki banyak tantangan di masa depan. Beberapa ketrampilan dan kemampuan harus dimiliki oleh setiap individu dengan meningkatnya tuntutan hidup yang kompleks di abad 21 ini.

Dalam  rangka  meningkatkan  mutu  pendidikan, berbagai upaya dilakukan baik yang  berkenaan     dengan     peningkatan  profesionalisme   guru,   perbaikan   sarana  dan prasarana pendidikan, penyempurnaan  kurikulum     maupun     proses     perbaikan  belajar    mengajar.   

Upaya    peningkatan  proses  belajar  mengajar  merupakan  upaya  yang   paling   tepat   dilakukan mengingat peranannya yang sangat mempengaruhi proses belajar  mengajar dan hasil belajar siswa.

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses pada 10 September 2022, jam 14.25 WIB).

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat  pengaturan  mengenai  tujuan isi  dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (UU no 20 Tahun 2003). Secara umum kurikulum merupakan subjek atau serangkaian topik pengajaran pada suatu lembaga pendidikan. Kurikulum meliputi seluruh fenomena pendidikan yang dapat dimengerti sebagai mendifinisikan dan menjelaskan ketentuan pelaksanaan suatu program pengajaran, yang harus diikuti oleh para siswa agar dapat menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu (http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/matematika/article/view/4129, diakses pada tanggal 10 September 2022, jam 14.56 WIB)

Nadiem Makarim (2019) menyatakan bahwa guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat sulit namun bersifat mulia. Guru diberikan tanggung jawab dalam membentuk masa depan bangsa tetapi dilandasi dengan aturan-aturan yang sangat banyak berupa persiapan administrasi yang harus disediakan oleh guru sehingga konsep mulia berbentuk pertolongan yang seyogiyanya harus dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya menjadi tidak maksimal.

Menurut Eko Risdianto (2019:4) juga mengatakan bahwa kehadiran kurikulum merdeka belajar ini juga bertujuan untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 dimana dalam perwujudannya harus menunjang keterampilan dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif, serta terampil dalam berkomunikasi dan berkolaborasi bagi peserta didik.

Pada era digitalisasi saat ini perkembangan teknologi mempengaruhi kualitas dalam pendidikan. Nah, Melalui konsep ini peserta didik diberikan kebebasan dalam berpikir untuk memaksimalkan pengetahuan yang harus ditempuh. Konsep kurikulum abad 21 menuntut peserta didik harus mandiri dalam memperoleh ilmu baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Kebebasan yang diterapkan dalam konsep abad 21 tersebut akan memberikan peluang kepada peserta didik untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya.

Didalam era digitalisasi ini, kemampuan Bahasa Inggris tidak bisa dielakkan lagi menjadi salah satu bahasa penghubung yang sangat vital dalam ranah komunikasi global. Bahasa Inggris merupakan bahasa komunikasi resmi dari banyak negara di dunia dan dipergunakan secara meluas. Hampir tiap negara di dunia menggunakan bahasa Inggris saat berkomunikasi. (www.kompas.com/skola/read/2//kenapa-bahasa-inggris-menjadi-bahasa-internasinal/ di akses pada hari Kamis, 10 September 2022 pukul 07.35 WIB). Menurut Wells yang dikutip dari Depdiknas dalam Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006: Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Karena pentingnya peran penguasaan Bahasa Inggris ini, maka Bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa yang wajib di pelajari dalam jenjang Pendidikan SMP/MTs. Pada jenjang ini siswa SMP/MTs berada pada pembelajaran fase D seperti yang tertuang dalam Capaian Pembelajaran (CP) Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Keputusan Kepala BSKAP Nomor 003/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.

Dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa inggris pada jenjang MTs kelas VII, penulis akan fokus membahas tentang penerapan HOTS dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris pada materi describing people.

High Order thingking skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik (https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/mengenal-hots-rencana-pembelajarannya,  diakses 10 September 2022, pukul 15.00 WIB). HOTS merupakan puncak  kemampuan berpikir tingkat tinggi pada taksonomi bloom (https://gurusekali.com/defenisi/hots-higher-order-thinking-skill/, diakses 10 Sepetember 2022, pukul 15.00) . 

 Dalam buku College Academic Writing: A Genre-Based Prespective karya Dr. I Wy. Dirgeyasa, M.Hum (2017) menyatakan, tujuan atau fungsi social dari describing text adalah to describe a person, place or thing in such a way that a picture is formed in the reader's mind. Sedangkan materi describing people adalah mendekripsikan orang dengan menyebutkan ciri-ciri fisik tertentu. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teks deskriptif pada materi describing people merupakan hal yang paling mendasar pada materi bahasa inggris khususnya pada fase D SMP/MTs. Karena materi ini menjadi awal dari peserta didik untuk mengasah kemampuan Bahasa Inggris dalam bidang vocabulary, speaking dan writing.  

Disini penulis sengaja memilih materi desribing people karena materi ini merupakan salah satu jenis materi yang ada kaitannya didalam kehidupan sehari-hari. Ketika memilih materi ini, penulis mengambil latar belakang masalah yang sering dihadapi oleh peserta didik. Dimana peserta didik masih kesulitan dalam mengidentifikasi, menyusun dan mempresentasikan ragam teks sederhana yang berkaitan dengan describing people. Juga permasalahan lain yang muncul karena kurangnya motivasi belajar siswa ketika dipaparkan dengan materi berbasis HOTS.

Penulis sudah beberapa kali menerapkan describing people pada kelas tingkatan rendah (kelas 7). Berdasarkan hasil evaluasi diakhir pembelajaran dimana capain ketuntasan siswa selalu diatas 80%, penulis berinisiatif untuk berbagi pengalaman dalam penerapan HOTS dalam meningkatkan kemampuan bahasa inggris pada materi describing people ini.

Pengimplementasian pembelajaran tersebut penulis jabarkan sebagai berikut; Pada bahasan materi describing people, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pemantik; who is your favorite teacher, why do you like him/her, how does she/he look like. Siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang dimaksud secara individu. Kemudian guru meminta siswa untuk saling mengamati teman yang ada disebelahnya. Kemudian siswa mencatat vocabulary penampilan temannya dan menuliskan kedalam paragraf dan menterjemahkan ke dalam bahasa inggris. Dari dua kegiatan diawal sudah termasuk dalam kategori HOTS yaitu mengamati (C4) dan mengkreasikan kedalam short paragraph (C6).

Langkah berikutnya, guru menampilkan slide tokoh atau public figure. Siswa dibimbing untuk mendeskripsikan dan menyebutkan tentang penampilan dari gambar tokoh tersebut. Misalnya, mulai dari rambut, bentuk wajah, hidung, dan lain sebagainya.  Guru memberi contoh mendeskripsikan penampilan dari publik figur. Contohnya; the hair is long, the eye is round, the nose is pointed, the face is round. Guru mengulang 2-3 kali pengulangan. Siswa diminta untuk memperhatikan, lalu ikut mengulang pengucapan kalimatnya.

Langkah selanjutnya, guru menampilkan gambar slide publik figur yang kedua. Kemudian meminta siswa untuk mendiskripsikan penampilan publik figur tersebut secara sederhana dengan mengikuti pola kalimat yang sudah dicontohkan oleh guru.. Kegiatan ini dilaksanakan sampai semua gambar slide publik figur selesai didiskripsikan. Dari kalimat-kalimat diskripsi yang sudah dibuat oleh siswa, siswa kemudian diminta untuk menyusun paraghraf descriptive sederhana. Tugas menyusun paragraph dari kalimat descriptive yang sudah ditemukan bersama-sama ini masuk dalam pembelajaran berbasis HOTS. Dimana kata kerja "menyusun" menurut taksonomi Bloom termasuk dalam analisis C6.

Pada pembelajaran Bahasa Inggris di abad 21 ini, memang kita sebagai dituntut untuk melalukan pembelajaran yang blended, menggabungkan dan mengkreasikan materi pembelajaran dengan tehnologi yang semakin canggih. Namun tak bisa dipungkiri, terkadang ada kendala atau keterbatasan sarana pembelajaran disekolah dan dari siswa yang tidak bisa kita hindari. Sudah menjadi tanggung jawab seorang guru untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat dalam menghadapi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di kelas. Disini kreatifitas dan inovasi guru diperlukan. Dengan metode ini bisa menjadi alternatif solusi yang mungkin bisa menjawab permasalahan pembelajaran yang ada. Namun, sebagai guru yang profesional sudah seharusnya bisa mencari akar permasalahan yang muncul dan bisa memberikan alternatif solusi yang relevan, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Dengan metode ini setidaknya dua kompetensi siswa yaitu writing dan presenting sudah bisa terasah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun