Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Al Ghazali Tentang Filsafat Aristoteles dan Plato

11 Mei 2024   05:31 Diperbarui: 11 Mei 2024   05:40 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh: Eko Windarto 

Kedua filsuf klasik Yunani, Aristoteles dan Plato, memiliki kontribusi besar dalam dunia filsafat. Pemikiran mereka telah memengaruhi banyak bidang ilmu dan berbagai disiplin ilmu di berbagai belahan dunia. Berbicara tentang kontribusi mereka, tentu tidak ada habisnya. Namun, bagaimana cara pandang seorang tokoh besar Islam abad pertengahan, Al Ghazali, terhadap pemikiran keduanya?

Al Ghazali merupakan seorang ulama besar dan ahli filsafat Islam abad pertengahan. Ia sangat mengagumi Aristoteles, yang dikenal sebagai perintis filsafat logika, selama masa studinya di Madrasah Nizamiyah Baghdad. Namun, pada saat yang sama, Al Ghazali juga mengkritik pemikiran Aristoteles, khususnya pemahaman Aristoteles mengenai metafisika.

Salah satu perbedaan mendasar antara Aristoteles dan Plato adalah dalam pandangan mereka tentang dunia. Aristoteles menganggap bahwa dunia fisik ini adalah realitas mutlak yang dapat diamati oleh indra manusia dan dapat dikaji melalui metode rasional. Sementara itu, Plato memandang bahwa dunia ini hanya merupakan bayangan dari dunia yang sesungguhnya, dan dunia yang sebenarnya terletak di luar kesadaran manusia.

Al Ghazali setuju dengan pandangan Plato bahwa dunia ini hanya merupakan bayangan dari dunia yang sesungguhnya. Al Ghazali juga mengakui bahwa sebagian pandangan Aristoteles benar, tetapi tidak semua pandangannya sesuai dengan ajaran Islam. Al Ghazali memposisikan kebenaran agama Islam sebagai yang utama, dan pemikiran yang menyimpang dari ajaran agama merupakan kebenaran parsial.

Al Ghazali juga mengkritik pandangan Aristoteles tentang waktu. Aristoteles melihat waktu sebagai konsep abstrak dan berada dalam alam semesta, sedangkan Al Ghazali melihat waktu sebagai keterikatan manusia dalam mengalami proses hidup. Menurut Al Ghazali, waktu tidak sekadar berjalan dan berputar, namun juga dipengaruhi oleh faktor spiritual dan budaya dalam perspektif kehidupan manusia.

Ia juga mengkritik pandangan Aristoteles tentang logika, terutama dalam memahami prinsip identitas, non-kontradiksi dan eksklusif yang dianggap sebagai bagian dari logika Aristoteles. Menurut Al Ghazali, ketiga prinsip ini harus disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Ia juga menekankan bahwa logika adalah alat untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalam ajaran Islam, bukan sebagai sesuatu yang dibangun sebelumnya.

Namun, Al Ghazali tidak sepenuhnya menolak pemikiran Aristoteles tanpa dasar. Ia mengambil elemen yang cocok dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Ia memberikan sumbangsih terhadap pemikiran Aristoteles dengan membuat sinergi antara ajaran agama Islam dan pemikiran Aristoteles dalam memandang dunia. Al Ghazali menyatakan bahwa hakikat dua ajaran tersebut pada prinsipnya saling mengisi dan sangat penting bagi umat manusia dalam menentukan arah pikirannya.

Dari pandangan Al-Ghazali, dapat disimpulkan bahwa ia mampu menemukan persamaan antara kedua ajaran, dan melihat prospek positif dari kedua tradisi tersebut. Ia mempedomani prinsip-prinsip Islam, tetapi tidak sepenuhnya menolak bekal intelektualisme di luar Islam, melainkan menjadikannya sebagai tataran kedua yang paling tinggi dalam merumuskan pandangan terhadap dunia dalam perspektif kehidupan manusia.

Pandang Al Ghazali Tentang Logika Aristoteles 

Pandangan Al-Ghazali tentang logika Aristoteles adalah sangat kritis. Al-Ghazali tidak sepenuhnya menolak logika Aristoteles, tetapi ia mengkritik beberapa hal dalam pandangan Aristoteles tentang logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun