Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Al Ghazali Tentang Filsafat Aristoteles dan Plato

11 Mei 2024   05:31 Diperbarui: 11 Mei 2024   05:40 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salah satu kritik Al-Ghazali terhadap pandangan Aristoteles tentang logika adalah bahwa Aristoteles menganggap bahwa alam semesta adalah netral, tidak memiliki gagasan-gagasan ketuhanan, dan dapat diketahui melalui pengamatan empiris dan pemahaman rasional. Al-Ghazali menganggap bahwa pandangan ini tidak benar, karena ajaran Islam menempatkan Tuhan sebagai pencipta alam semesta, dan dalam kepercayaan Islam, Tuhan dapat diketahui melalui wahyu Ilahi dan bukan hanya melalui pengamatan alam semesta.

Al-Ghazali juga mengkritik pandangan Aristoteles tentang prinsip identitas, non-kontradiksi, dan eksklusifitas. Aristoteles menganggap bahwa kebenaran adalah identik, tidak bervariasi, dan saling eksklusif sehingga ada sebuah kontradiksi. Al-Ghazali menganggap bahwa hal ini tidak selalu benar. Ada hal-hal tertentu dalam kehidupan yang dapat diterima sebagai hal yang berbeda, namun terkadang dapat diterima pula sebagai suatu kesatuan. Oleh karena itu, Al-Ghazali memandang bahwa prinsip-prinsip logika harus disesuaikan dengan ajaran agama Islam.

Meskipun mengkritik pandangan Aristoteles tentang logika, Al-Ghazali menegaskan bahwa pentingnya logika dalam memahami konsep-konsep yang ada dalam ajaran Islam. Baginya, logika sebagai alat bantu dapat membantu dalam memahami konsep-konsep penting dalam ajaran Islam, seperti logika pernyataan dan logika inferensi. Dalam hal ini, penggunaan logika haruslah sesuai dengan norma-norma agama Islam.

Dalam pandangan Al-Ghazali, penggunaan logika harus dikombinasikan dengan ilmu agama Islam dan moral yang benar, serta dalam konteks pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Al-Ghazali sendiri menekankan bahwa logika telah diikuti oleh orang-orang yang menyesatkan dan sebagian di antaranya membawa kepada kerusakan. Oleh karena itu, penggunaan logika haruslah ditempatkan dalam kerangka yang tepat dan tidak membahayakan tatanan moral dan spiritual manusia.

Maka dari itu, Al-Ghazali mengkritik pandangan Aristoteles tentang logika, terutama pada pandangan bahwa alam semesta tidak memiliki hubungan dengan gagasan-gagasan ketuhanan. Namun, Al-Ghazali mengapresiasi penggunaan logika sebagai alat bantu memahami konsep-konsep penting dalam ajaran Islam dan memandang penggunaan logika harus dikombinasikan dengan ilmu agama Islam dan moral yang benar.

Al-Ghazali memandang bahwa penggunaan logika dalam kehidupan sehari-hari harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengamalan agama Islam. Dalam pandangan Al-Ghazali, logika merupakan alat bantu yang penting dalam memahami konsep-konsep agama Islam, tetapi penggunaannya harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan spiritual yang benar.


Menurut Al-Ghazali, logika harus digunakan dengan cara yang tepat dan dalam konteks yang benar. Penggunaan logika dapat membantu seseorang untuk memahami konsep-konsep agama Islam secara lebih baik dan akurat. Namun, penggunaan logika juga harus disesuaikan dengan norma-norma ajaran agama Islam.

Al-Ghazali menekankan bahwa penggunaan logika harus memiliki prinsip-prinsip moral dan etika yang baik, seperti berperilaku dengan santun dan tidak melanggar hak orang lain. Dalam penggunaannya, logika harus dikombinasikan dengan pengetahuan agama Islam dan tata kelakuan atau akhlak yang benar. Dalam pandangan Al-Ghazali, penggunaan logika tanpa didasarkan pada tata kelakuan atau akhlak yang benar, akan menghasilkan penafsiran yang salah dan mungkin memicu tindakan yang tidak sesuai dengan norma di dalam masyarakat.

Selain itu, Al-Ghazali juga menegaskan bahwa penggunaan logika haruslah dalam rangka penjelasan atau pembuktian yang benar terhadap suatu masalah atau peristiwa yang terjadi. Logika tidak boleh digunakan hanya untuk menjustifikasi atau mencari keuntungan atas tindakan yang memang salah atau bertentangan dengan agama dan moral.

Al-Ghazali memandang bahwa penggunaan logika dalam kehidupan sehari-hari haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan etika yang baik dan dikombinasikan dengan norma-norma agama Islam. Penggunaan logika haruslah menjadi alat bantu dalam meraih pemahaman yang benar dan harus disesuaikan dengan norma-norma agama Islam serta nilai budaya dan moral yang baik.

Pandang Al Ghazali Tentang Logika Plato 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun