Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paradigma Halal Bihalal Biar Ingat Loman (Dermawan)

28 April 2024   05:08 Diperbarui: 28 April 2024   05:19 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Oleh: Eko Windarto

Semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, memunculkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan tersebut tidak hanya terjadi dalam bidang teknologi dan informasi, tetapi juga mencakup perubahan perilaku, sosial, dan budaya. Salah satu perubahan yang menjadi bagian penting di Indonesia adalah kebiasaan halal bihalal.

Kegiatan halal bihalal biasanya dilakukan setelah hari raya Idul Fitri, sebagai bentuk silaturahmi antar kerabat dan teman-teman. Tradisi ini dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dengan cara yang bervariasi. Menariknya, kebiasaan halal bihalal memiliki paradigma tersendiri yang dikenal dengan "paradigma halal bihalal adalah biar ingat Loman".

Nama Loman (Dermawan) yang menjadi filosofi paradigma halal bihalal memang tidak diketahui secara pasti siapa atau apa itu Loman. Namun, konsep "biar ingat Loman" tetap menjadi hal yang penting dalam kegiatan halal bihalal. Dalam konteks ini, Loman melambangkan silaturahmi, kebersamaan, tolong-menolong, kebaikan, dan keberkahan.

Dalam kegiatan halal bihalal, umumnya dilakukan di rumah atau gedung dengan memberikan hidangan makanan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan kue-kue lainnya. Para tamu diundang untuk berkumpul bersama dalam suasana yang penuh keakraban dan kebersamaan. Ada juga kegiatan lain yang dilakukan seperti diskusi, ceramah, atau games yang dapat mempererat hubungan antar jamaah.

Namun, dalam pandangan paradigma halal bihalal, kegiatan halal bihalal tidaklah hanya sekadar berkumpul, makan, dan bersenang-senang bersama. Lebih dari itu, kegiatan ini adalah simbol dari rasa syukur atas berkah dari Allah SWT yang sudah diberikan kepada mereka. Selain itu, pesan untuk saling memaafkan, tolong-menolong, dan bekerja sama dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan juga terkandung dalam konsep halal bihalal.


Di era modern ini, halal bihalal dapat menjadi ajang mengenalkan dan mempromosikan produk atau layanan dari suatu perusahaan atau instansi. Dalam hal ini, kegiatan halal bihalal dapat berfungsi sebagai ajang promosi, branding, dan relationship building. Di sisi lain, kegiatan ini juga menjadi upaya dalam memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga atau rekan kerja.

Dalam konteks yang lebih luas, paradigma halal bihalal juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita disarankan untuk selalu membawa nilai kebaikan, keberkahan, dan kebersamaan dalam interaksi sosial kita dengan orang lain. Dengan mempraktikkan paradigma halal bihalal, kita dapat mempererat hubungan dengan sesama, menjaga hubungan baik dengan orang lain, serta menghindari konflik.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai paradigma halal bihalal yang disimbolkan oleh "biar ingat Loman". Kegiatan ini bukanlah sekadar tradisi atau jenis kegiatan pertemuan sosial, tetapi juga memiliki nilai yang sangat penting dalam meningkatkan tali silaturahmi, mempererat hubungan kekeluargaan, dan menjaga kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Sebagai masyarakat yang berbudaya, para generasi muda diharapkan dapat terus mempertahankan dan melestarikan kebiasaan halal bihalal ini sebagai simbol kesatuan, kesolidan, dan keberagaman yang ada di Indonesia.

Mempraktikkan Paradigma Halal Bihalal dalam Kehidupan Sehari-hari

Saling Bermaafan

Melalui kegiatan halal bihalal, diharapkan semua orang dapat meninggalkan perbedaan atau kesalahpahaman di masa lalu dan saling bermaafan satu sama lain. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga bisa menerapkan prinsip ini dengan selalu membuka diri untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan atau memberikan maaf kepada orang lain yang telah melakukan kesalahan pada kita. Dengan mempraktikkan sikap yang terbuka dan menghargai perasaan orang lain, kita juga akan mendapatkan banyak manfaat seperti, misalnya, terciptanya rasa harmoni dalam lingkungan kita.

Menjalin Hubungan Sosial yang Baik

Dalam kegiatan halal bihalal, beberapa orang yang tidak saling kenal pun saling bertegur sapa dan bercakap-cakap dengan ramah. Selain saling bermaafan, perlu adanya hubungan baik dan saling mengenal bagi setiap orang. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, usahakan untuk bertegur sapa atau menyapa orang lain dengan ramah. Perkenalan yang baik dan tulus dapat menjadi awal dari hubungan yang baik.

Menjaga Kebersihan dan Keamanan Lingkungan

Dalam kegiatan halal bihalal, tuan rumah harus menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan agar menjadikan suasana menjadi lebih nyaman dan enak dipandang. 

Prinsip ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara menjaga kebersihan di lingkungan kerja, rumah, dan tempat umum. Selain itu, kita juga harus menjaga keamanan lingkungan dengan mematuhi aturan-aturan yang ada, ikut serta dalam program penghijauan, dan menjaga kelestarian alam semesta.

Berbagi dan Tolong-menolong

Dalam kegiatan halal bihalal, tuan rumah akan menyediakan berbagai hidangan dan makanan khas lebaran untuk tamunya. Hal ini simbolisasi untuk saling berbagi dengan sesama. 

Di kehidupan sehari-hari, kita juga bisa menerapkan nilai ini dengan senantiasa membantu orang lain yang membutuhkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan seperti, misalnya, membantu orang yang terkena musibah, membantu orang yang sakit, atau menyumbangkan sebagian hartanya untuk orang yang membutuhkan.

Meresapi Nilai-nilai Kebaikan

Paradigma halal bihalal mengandung nilai kebaikan seperti, misalnya, memaafkan, saling membantu, dan saling menghormati. Hal ini penting juga jika kita ingin menerapkan paradigma halal bihalal dalam kehidupan sehari-hari. 

Kita harus selalu membawa nilai-nilai kebaikan dalam setiap interaksi sosial kita dengan orang lain. Dengan berpegang teguh pada prinsip ini, kita akan bisa membangun hubungan sosial yang baik, mensejahterakan lingkungan sekitar, dan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.

Dalam konsep paradigma halal bihalal yang mengandung filosofi "biar ingat Loman", ada banyak hal positif yang bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempraktikkan prinsip ini, kita akan merasakan manfaat yang besar dalam hidup kita dan menyuburkan rasa kebersamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan dalam masyarakat.

Sekar Putih, 27/4/2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun