Mohon tunggu...
Eko rudianto
Eko rudianto Mohon Tunggu... Relawan - Sebagai sarana pembelajaran

Abdiadabaktifajaramal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Utama terhadap Mutu Pendidikan Generasi Milenial di Era 4.0

12 Desember 2019   20:14 Diperbarui: 12 Desember 2019   20:12 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

https://www.youtube.com/watch?v=4nmfC4Tm4V4&feature=youtu.be
Video ini dibuat oleh JC Channel pada tanggal 4 Agustus 2014 menyoroti Retno Listryati dari Federasi Serikat Guru Indonesia yang membahas penyebab utama masalah pendidikan di Indonesia, yaitu :
Kekerasan Pendidikan
Ujian Nasional (Ujian Nasional yang dijadikan sebagai penentu akhir pembelajaran siswa) menjadikan sekolah hanya sebagai sarana untuk berlatih soal, padahal sebenarnya makna pendidikan ialah untuk mempertajam pikiran dan memperhalus perasaan. Sehingga hal ini banyak membuat anak menuntut orang tua untuk mengikuti bimbel.
Kurikulum 2013
Korupsi Pendidikan
Keragaman (lunturnya keragaman diantara sekolah-sekolah negeri)
Masih rendahnya kualitas guru di Indonesia (Menurut data Worldbank 2012 dari 12 negara di Asia, Indonesia menempati posisi terbawah, yang berarti kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah. Bahkan berdasarkan riset yang dilakukan di Eropa, kualitas sistem pendidikan di Indonesia terbawah bersama dengan Meksiko dan Brazil)
Menurut penilaian TIMSS (Trends In Mathematics and Science Study) tahun 2012, penalaran anak Indonesia menempati posisi dibawah bahkan lebih rendah dari anak Palestina yang merupakan negara konflik sedangkan menurut penilaian PISA (Programme for International School) , kemampuan siswa Indonesia dalam membaca dan menganalisis bacaan menempati posisi bawah bahkan anak Indonesia mengalami tragedi nol buku, yaitu tidak ada buku diluar buku teks pelajaran yang dibaca hingga selesai oleh anak Indonesia dalam jangka waktu setahun. Jika dirata-ratakan, anak Indonesia hanya membaca 27 halaman dalam waktu setahun (sekitar 1 halaman dibaca dalam waktu 14 hari, sangat jauh dibandingkan Finlandia yang membaca 300 halaman dalam waktu 5 hari).

Pembaharuan Pendidikan di Indonesia  untuk Mengatasi Permasalahan Pendidikan Indonesia

https://www.youtube.com/watch?v=6ZYaVe6CaxY&feature=youtu.be
Menurut video yang dibuat oleh Vincent Ricardo pada tanggal 29 Juli 2018 ini, pembaharuan pendidikan yang dibutuhkan oleh Indonesia ialah :
Sekolah harus mengajarkan mengapa seorang siswa harus mempelajari sebuah bidang mata pelajaran, sehingga dapat menciptakan rasa ingin tahu siswa terhadap apa yang dipelajarinya, dalam pertemuan pertama pembelajaran dikelas sebaiknya guru tidak mengajarkan rumus atau teori hapalan melainkan menceritakan sebuah fenomena yang terjadi karena teori yang sedang mereka pelajari dan siswa ditantang untuk mencari  tahu teori apa yang digunakan dan bagaimana rumusnya.
Mengurangi intervensi pemerintah dalam pendidikan karena pendidikan bukanlah suatu barang yang dapat diregulasi dengan sistem command and control. Pendidikan tidak boleh di sentralisasi dalam satu titik yang dimana pemerintah mengatur dan mengarahkan bagaimana pendidikan tersebut harus berjalan, pemerintah hanya berperan sebagai caim dan control yang mengawasi iklim pendidikan agar berjalan dengan baik.
Memberikan School Vouchers yang pengimplimentasiannya lebih tepat sasaran bagi anak-anak yang tidak mampu sekolah dari pada program sekolah gratis dikarenakan seringkali salah sasaran sehingga anak anak yang berasal dari keluarga menengah keatas juga bisa merasakan program sekolah gratis.

https://www.youtube.com/watch?v=5hgJvDxU64Q&feature=youtu.be
Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan di Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperbaharui dalam sistem Pendidikan di Indonesia yang ia sebut dalam platform merdeka belajar untuk mengembaikan esensi undang-undang  mengenaikemerdekaan bagi setiap anak-anak Indonesia untuk mengecap dunia pendidikan, yaitu :
Menciptakan kesinambungan antara sistem Pendidikan di Indonesia dengan kebutuhan dunia industri, dengan cara melakukan deregulasi (tindakan atau proses menghilangkan atau mengurangi segala aturan) dan debirokratisasi (tindakan atau proses mengurangi tata kerja yang serba lamban dan rumit agar tercapai hasil dengan lebih cepat) dari semua instansi unit pendidikan. Selain itu, diperlukan pula penyederhanaan dari sisi kurikulum maupun assesment agar beralih ke yang sifatnya lebih kompetensi dan bukan saja menghapal informasi.
Meningkatkan kualitas SDM pendidik baik di vokasi maupun unit pendidik dengan cara pelatihan peningkatan mutu guru yang dilakukan secara kontinu serta penyederhanaan hidup seorang pendidik. Sehingga pendidik dapat menciptakan sistem penilaian yang lebih holistik seperti, mengerjakan suatu project, hasil karya, essai, portofolio, dsb.
Melaksanakan UASBN atau tidak merupakan hak penuh sekolah , jika tidak dilaksanakan UASBN maka digantikan dengan ujian sekolah (sehingga penilaian/ evalusi terhadap siswa dilakukan oleh guru sedangkan assesment untuk kelulusan dilakukan oleh sekolah) serta UN diganti dengan Assesment Competency dan Survei Karakter.
RPP yang tadinya berhalaman-halaman dan memiliki 13 komponen diperkecil menjadi 3 komponen dan cukup satu halaman.
Untuk Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terdiri dari 50% zonasi, potensi atau prestasi 30%, afirmasi (KIP) 15%, perpindahan 5%.

KESIMPULAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek penunjang yang penting dalam keberlangsungan roda kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, kondisi pendidikan di Indonesia yang telah mencapai 74 tahun masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Pasalnya data hasil pemeringkatan kualitas pendidikan pada skala dunia menunjukkan bahwa Indonesia masih tergolong dalam peringkat bawah. Hal ini terjadi dikarenakan masih ada permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia diantaranya ialah alur pelajaran super mixed-up dalam satu buku, penerapan kurikulum yang tidak sesuai dengan daya tampung anak dalam kelas, masih diterapkannya metode menghafal dalam ujian, kekerasan dalam pendidikan, korupsi dalam pendidikan, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak dan kurang tepatnya pola asuh orang tua sehingga membuat anak menjadi lalai untuk mereview kembali pelajaran-pelajaran yang telah didapat disekolah, rendahnya kualitas guru di Indonesia, serta rendahnya budaya membaca dikalangan anak-anak Indonesia.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah terjadi dalan dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah Indonesia perlu melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan agar permasalahan-permasalahan yang ada dalam pendidikan di Indonesia tidak semakin besar dan pendidikan Indonesia bisa lebih maju lagi. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan ialah mengurangi intervensi pemerintah dalam pendidikan, memberikan School Vouchers pada anak-anak yang benar-benar tidak mampu, menciptakan kesinambungan antara sistem pendidikan di Indonesia dengan kebutuhan dunia industri, meningkatkan kualitas SDM pendidik baik di vokasi maupun unit pendidik, peningkatan mutu guru di Indonesia, melaksanakan UASBN, dan merubah peraturan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).

SARAN
Untuk mewujudkan Pendidikan Indonesia yang lebih baik dan maju lagi sebagai guru hendaknya lebih meningkatkan kualitas dalam mengajar, menggunakan metode mengajar yang bisa diterima oleh siswa sehingga siswa bisa dapat dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan, tidak korupsi waktu dalam mengajar.
Sebagai siswa seharusnya lebih giat dan semangat untuk belajar memahami materi-materi pelajaran dan mereview lagi pelajaran yang telah didapat. Sehingga materi-materinya tidak cepat hilang dari ingatan. Kemudian sebagai siswa hendaknya lebih meningkatkan budaya membaca, seperti yang dikatakan pepatah membaca merupakan jembatan ilmu. Jadi semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak pula ilmu yang didapat.
Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kurikulum yang tepat untuk anak-anak yang ada di Indonesia. Dan mempermudah guru dalam membuat RPP, agar guru-guru Indonesia bisa lebih fokus dalam mengajar dan mencerdaskan anak-anak Indonesia dan tidak terbebani dengan tugas RPP yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.youtube.com/watch?v=4nmfC4Tm4V4&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?v=5hgJvDxU64Q&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?v=6ZYaVe6CaxY&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?v=urpnkWaihZA&feature=youtu.be
Natsir, N. F. (2007). Peningkatan Kualitas Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam.  No. I Vol. I:21
OECD. (2003). Programme for International Student Assesment (PISA). http://www.oecd.org/ education/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33690591.pdf
OECD. (2016). Country Note: Indonesia. Program for international student assessment (PISA) Resul from PISA 2015. https://www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf
Pratiwi, I. (2019). EFEK PROGRAM PISA TERHADAP KURIKULUM DI INDONESIA PISA EFFECT ON CURRICULUM IN INDONESIA. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 10.24832/jpnk.V4i1.1157

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun