Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benang Batu

18 Agustus 2021   11:17 Diperbarui: 18 Agustus 2021   11:28 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benang Batu

Suatu hari suatu gempa menggemparkan negeri Abu. Itu sedikit merusak bagian kecil istana Sultan Aaron, termasuk pot batunya yang paling berharga. Pot itu pecah menjadi beberapa bagian. Sang Sultan memanggil Abu Nawas untuk menjahit pot batu itu.

"Menjahit pot batu itu, Baginda?"

"Ya!"

"Tapi, Baginda, itu mustahil."

"Aku tahu. Tapi kau adalah lelaki tercerdas di negeriku. Kau harus bisa melakukannya!"

Abu meninggalkan istana itu. Ia menjadi pusing tujuh keliling. Di jalannya ke arah rumah ia mengaso di bawah suatu pohon yang rindang, dekat sebuah sungi kecil. Sungai itu bersih dan airnya jernih. Abu dapat melihat bebatuan dasar sungai. Tiba-tiba ia melompat dan air mukanya memancar gembira. "Saya sudah dapat ide!" ia teriak sendiri.

Ia berjalan kembali ke istana membawa sebuah keranjang dengan pot batu sempal di tangan kanannya dan sekantung penuh kerikil di tangan kirinya.

"Kau kerja cekatan, Abu," ujar Sang Sultan. "Sudahkah kau menjahit pot batuku?"

"Belum, Baginda. Sebelum saya melakukannya, saya ingin bertanya beberapa pertanyaan kepada salah satu menteri anda."

Seorang menteri mendatangi Abu guna menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

"Tuan," Abu memulai, "tolong katakan padaku apa hal yang kamu butuhkan untuk menjahit pakaianmu yang robek?"

"Benang, tentunya," jawab Sang Menteri.

"Dan terbuat dari apakah benang tersebut?" tanya Abu lagi.

"Kapas, tentu saja."

"Baik, lalu, sejak Baginda memerintahkan saya untuk menjahit pot batu yang pecah itu, saya butuh beberapa benang yang terbuat dari batu." Setelah berujar demikian, Abu membuka kantungnya dan mengeluarkan kerikil-kerikil itu.

"Heh, untuk apa batu-batu ini?" tanya Sang Menteri.

"Saya bisa menjahit pot batu Baginda yang pecah, kecuali saya diberikan beberapa benang yang dibuat dari batu ini," ujar Abu yang berlalu pergi dengan tenang, dan meninggalkan setiap orang dalam kebingungan.

Pare, 16 Agustus 2021

Catatan: Diterjemahkan dari buku berjudul Abunawas and King Aaron, retold by Sugeng Heriyanto, Cetakan ke-9, diterbitkan Kanisius pertama kali pada 2000.

Eko Nurwahyudin, alumni Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun