Mohon tunggu...
Partono
Partono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tolak Pabrik Semen Rembang di Istana, Warga Pati Meninggal

23 Maret 2017   04:47 Diperbarui: 23 Maret 2017   13:00 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Publik kaget dengan berita meninggalnya warga Pati yang ikut aksi cor semen di depan Istana Negara saat menolak dan meminta Pabrik Semen di Rembang milik BUMN Semen Indonesia ditutup. Aksi cor kaki dengan semen di Istana Negara adalah yang keduakalinya. Bahkan pakar kesehatan sudah memperingatkan sebelum meninggalnya Patmi warga Pati bahwa aksi cor kaki sangat berbahaya, termasuk dapat merusak ....... wanita. Peringatan tidak digubris, mungkin sangat yakin dengan aksi tahun lalu. Maka Sang Pencipta sudah berkehendak, salah satu peserta aksi akhirnya meninggal dunia.

Yaa...kematian warga Pati yang menolak pabrik semen Rembang tentu menyisakan banyak pertanyaan. Simpati dan rasa duka cita tentu harus diberikan atas meninggalnya warga Pati tersebut, tentunya keluarga yang ditinggal akan sangat kehilangan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan dapat terus meniti kehidupan dengan baik.

Meninggalnya warga Pati tersebut tentu bukan keinginan dirinya sendiri untuk ikut berdemo dengan menyemen kaki yang dapat merusak kesehatan. Siapakah aktor intelektual, provokator yang menyakinkan warga Pati untuk ikut berdemonstrasi menolak Pabrik Semen Rembang. Tentu publik mengetahui bahwa Gunretno warga Pati penggerak LSM JMPPK adalah aktor yang secara spartan memimpin penolakan pabrik Semen Rembang selama lebih dari 900 hari adalah salah satu pihak yang mesti bertanggung jawab. Bahkan beberapa warga Rembang saat ini sedang disidik oleh Polisi setelah ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan dokumen warga yang diklaim menolak pabrik Semen Rembang. Keadilan apakah yang harus mereka dapatkan, jika cara yang digunakan juga melanggar keadilan.

Aparat kepolisian, tentu tidak harus menunggu laporan dari keluarga korban. Hal yang sama saat kejadian meninggalnya calon anggota Mapala UII Yogyakarta yang meninggal saat diklatsar, serta merta Polisi memeriksa penitia acara tersebut. Siapakah panitia acara demo cor kaki dengan semen, tentu Gunretno dkk.

Apakah gerakan menolak pabrik Semen Rembang murni kepentingan petani dan lingkungan? Jawabannya tidak, karena yang getol menolak adalah warga Pati, sedangkan di Pati baru saja perusahaan semen milik asing memenangkan kasasi di MA yang menolak gugatan warga untuk membatalkan ijin perusahaan tersebut. Mestinya warga Pati getol menolak pabrik semen di Pati yang jelas-jelas melanggar Keputusan Menteri ESDM Nomor : 2641 K/40/MEM/2014 bahwa kawasan bentang alam karst Sukolilo yang tidak boleh ditambang meliputi Pati, Blora dan Grobogan.

Mengapa Gunretno dan LSM JMPPK yang dipimpin getol menolak penambangan di Rembang? Sedangkan disamping rumahnya segera berdiri pabrik semen milik asing yang melanggar aturan negara dibiarkan?. Mengapa sampai melakukan aksi yang membahayakan jiwa peserta aksi untuk menolak pabrik Semen Rembang di Istana Negara? Apakah mereka tidak bekerja untuk menghidupi keluarganya di Pati? Ataukah......ataukah...ataukah....dan banyak ataukah lainnya?. Auuahhhh Gelap!!!!!!!!....

Terlepas motif sebenarnya Gunretno dan warga Pati getol menolak pabrik Semen Rembang, yang pasti kematian warga Pati harus diusut oleh kepolisian, agar kedepan aktor-aktor intelektual tidak leluasa memanfaatkan masyarakat dengan berbagai argumentasi yang dipelintir-pelintir sehingga menyesatkan masyarakat, pada akhirnya masyarakat melakukan aksi yang justru tidak sesuai dengan kaidah hukum dan regulasi yang ada.

Kematian ....warga Pati hendaknya menjadi introspeksi bersama, baik Pemerintah yang mesti harus tegas dalam menegakkan aturan dan tidak tunduk pada tekanan sekelompok masyarakat, institusi pengadilan yang harus lebih teliti dan jernih memandang persoalan agar keputusannya bisa memberikan keadilan dan tentunya aparat kepolisian yang harus mampu menciptakan

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun