Mohon tunggu...
Eko Heri Susanto
Eko Heri Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ilmu Komputer Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Mengenal pemrograman komputer sejak tahun 1997 dan sampai saat ini masih menekuni bidang rekayasa perangkat lunak terutama pemrograman web, basisdata dan pemrograman mobile.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Mengenal Protokol Jaringan Internet dan Sejarah World Wide Web

22 Juni 2021   12:22 Diperbarui: 23 Juni 2021   14:30 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentunya kita sudah tidak asing dengan internet kan ya? Hampir setiap hari kita biasanya membuka browser, bermain media sosial, berkirim email, belanja online dan berbagai macam aktifitas lainnya di media jaringan internet. Pernahkah kita berfikir bagaimana sih jaringan internet itu bekerja? Seperti misalnya ketika kita mengetikkan alamat https://www.kompasiana.com kok bisa sih pada browser kita muncul layanan weblog kompasiana? Bagaimana cara kerja server kompasiana itu dalam rangka melayani browser kita?

Baik, saya mulai pembahasannya dari apa sih pengertian dari jaringan internet itu? Jaringan internet adalah komputer yang saling terhubung antara satu dengan komputer yang lain. Dimana masing-masing komputer itu bisa saling berkirim data atau informasi baik berupa tulisan, gambar atau video/film. Bahkan antar komputer itu bisa saling terhubung dari negara satu ke negara lain (antar negara). Inilah yang disebut jaringan internet. Masalahnya, masing-masing komputer itu punya spesifikasi berbeda-beda. Bisa jadi sistem operasinya berbeda. Bahkan bisa jadi arsitektur mesin komputernya juga berbeda. Nah karena masing-masing komputer itu spesifikasinya berbeda, maka dibutuhkan standarisasi agar bisa melakukan komunikasi. Ilustrasi kebutuhan standarisasi itu bisa dilihat pada gambar berikut ini ya. Standar komunikasi data antar komputer itu selanjutnya dinamakan protocol.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
A. PROTOKOL JARINGAN INTERNET

Sejarah jaringan komputer itu sebenarnya sudah berlangsung sangat lama, tepatnya dimulai sejak perang dunia ke 2, yaitu sekitar tahun 1940an. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka jaringan komputer mulai mendunia. Bahkan pada tahun 1980an, ada salah satu perusahaan raksasa yang bernama Novell.inc, berhasil membuat dan memasarkan standar Novell Netware untuk proyek jaringan komputernya.

Namun pada tahun 1983, departemen pertahanan Amerika yaitu DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency), mengeluarkan standar ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) yang akhirnya dikenal dengan standar TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol). Nah standar TCP/IP inilah yang diterima secara de facto sejak tahun 1983 sampai saat ini. Dimana standar TCP/IP inilah yang menjadi protocol jaringan internet. Bagaimana sih standar TCP/IP itu? ilustrasinya bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
LAYER 1 : Physical & Data Link Layer

Memang untuk mewujudkan keseluruhan layer (lapisan) dari protocol TCP/IP ini, membutuhkan berbagai macam disiplin ilmu yang saling terkait. Seperti misalnya layer 1 yaitu physical layer (lapisan fisik), itu biasanya banyak ditangani oleh para insinyur elekteronika. Karena di lapisan fisik ini, banyak melibatkan perangkat keras baik itu perangkat keras yang menancap di komputer (ethernet card, Wireless internet (Wifi) Card dan sebagainya) atau peralatan (device) yang menghubungkan satu komputer ke komputer yang lain (access point, switch, hub dan lain sebagainya).

Biasanya kalau komputer kita terhubung dengan kabel, seperti misalnya kabel UTP atau STP maka standar fisik & data link menggunakan IEEE 802.3x. Standar 802.3x itu saat ini dikenal juga dengan istilah Ethernet. Sedangkan jika komputer kita terhubung dengan wireless widelity (wify), maka standar yang digunakan adalah IEEE 802.11x.

Dikarenakan latar belakang ilmu saya adalah ilmu komputer dan informatika, maka saya tidak punya kapasitas untuk menjelaskan lebih detail mengenai lapisan fisik dan data link ini. Hanya kalau sobat kompasiana ingin mengetahui lebih detail, maka saya kasih kata kuncinya yaitu sekitar standar IEEE 802.x, baik itu standar IEEE 802.3x atau 802.11x.

LAYER 2 : Internet Protocol (IP) Layer

Untuk menggambarkan analogi secara sederhana mengenai IP Address dan Routing ini, silahkan diamati pada gambar berikut ya.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Saya analogikan seandainya komputer itu adalah hotel. Sedangkan perangkat lunak (software) adalah penghuni hotelnya. Seandainya penghuni hotel A mau mengirimkan barang ke penghuni hotel B bagaimana? Berarti harus ada 3 syaratnya pokok yaitu : pertama, penghuni hotel A harus tahu alamat hotel B itu dimana. Yang kedua, penghuni hotel A tadi harus tahu nomor kamar penghuni hotel B dan yang ketiga pihak ekspedisi pengiriman harus tahu dari hotel A ke hotel B itu melalui rute (jalur) mana. Alamat hotel itu bisa dianalogikan sebagai IP Address, sedangkan nomor kamar hotel itu adalah port, sedangkan ekspedisi pengiriman beserta daftar rute perjalanan ini adalah perangkat (device) router.

Pada prinsipnya layer kedua ini terdiri dari 2 bagian besar yaitu (1). IP Address beserta Routing dan (2) Framentation. Oke kita bahas IP Address dulu ya. Penentuan alamat komputer itu beda dengan alamat rumah manusia. Kenapa? Karena mesin komputer itu tahunya hanya arus listrik ON atau OFF, TRUE atau FALSE, 1 atau 0. Berbeda denga manusia yang mengenal huruf abjat dan angka to? Makanya IP Address itu juga harus digambarkan menjadi angka 1 dan 0 atau angka biner. Ya supaya angka 1 dan 0 tadi bisa direpresentasikan ke arus litrik ON atau OFF. Begitu sih konsep besarnya. Hanya saja penulisan 32 bit angka biner itu pasti merepotkan bagi kita. Bayangkan kalau kita harus menuliskan angka 1 dan 0 berjejer-jejer sebanyak 32 atau bahkan 128, bisa kriting jari-jari kita. Ya nggak sih? Makanya biar lebih gampang, bit bit angka biner tadi dikonversikan ke angka desimal atau heksa desimal. Misalnya biner 0111 1111 ditulis dalam desimal menjadi angka 127, 1100 0000 ditulis 192 dan seterusnya.

Sampai saat ini, aturan penulisan alamat dari masing-masing komputer masih menggunakan IP Address versi 4 (IPv4) yang panjangnya 32 bit biner dan IP address versi 6 (IPv6) yang panjang 128 bit biner. Sekarang memang mayoritas perangkat yang ada masih banyak yang menggunakan IPv4. Namun sejak tahun 2014 dulu, lembaga otoritas pengatur IP Address yaitu IANA (Internet Assigned Numbers Authority), melaporkan bahwa IP Address versi 4 yang bisa digunakan hanya tersisa 7% saja. Makanya lambat laun IPv4 ini akan digantikan oleh IPv6. Bahkan di Indonesia melalui peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 13 tahun 2014, sudah disusun kebijakan roadmap penggunaan IP Address versi 6. Nah lapisan kedua ini biasanya ditangani khusus oleh bidang ilmu komputer jurusan Information Technologi (IT) atau kalau di Indonesia biasanya lebih dikenal dengan jurusan Teknologi Komputer Jaringan (TKJ).

Muncul pertanyaan, siapa sih IANA itu? IANA (Internet Assigned Numbers Authority) adalah organisasi internasional yang bertugas khusus mengatur dan membagi IP Address yang ada di seluruh dunia. Kenapa kok harus ada IANA? Karena agar penggunaan IP Address tidak saling berebut dan menghindari penyalah gunaan dari pihak-pihak tertentu to? Dikarenakan IANA ini harus mengurusi pembagian IP Address seluruh dunia, maka dibawah struktur organisasi IANA juga membahahi sub organisasi yang bertanggumg jawab untuk masing-masing benua. Nah pembagian sub organisasi ini terlihat seperti gambar dibawah ya. Khusus untuk pengaturan IP Address di Indonesia, dibentuk organisasi pula yang namanya IDNIC (Indonesia Network Information Centre) dan berkolaborasi dengan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII).

Struktur Organisasi IANA (https://www.iana.org)
Struktur Organisasi IANA (https://www.iana.org)

Diatas saya sebutkan bahwa IP Address yang kita gunakan sampai saat ini mayoritas masih menggunakan IP Address versi 4 (IPv4) yang terdiri dari 32 bit angka biner. Didalam IPv4 itu, terbagi menjadi 5 kelas yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Yang digunakan untuk umum adalah kelas A sampai kelas C. Sedangkan kelas D digunakan untuk multicast, dan kelas E khusus digunakan untuk kepentingan penelitian (riset). Pembagian kelas-kelas itu, tersaji pada gambar berikut ya.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi

O iya dalam penulisan IP Address versi 4, juga dikenal istilah subneting. Dimana subneting ini berfungsi untuk memperluas penulisan IP Address itu sendiri. Bentuk dari subneting itu ya sama bit bit angka biner juga sebanyak 32 bit, yang direprentasikan menjadi angka desimal. Nanti kalau bit IP address itu dikenakan operasi AND dengan bit subnet-nya, maka akan membentuk kombinasi IP address baru, walaupun IP Address asalnya hanya satu. Jadi jika kita membeli 1 IP Address, maka untuk memperbanyak IP Address tersebut di jaringan lokal kita, maka bisa kita tambahkan subnet tertentu. Aturan penggunaan subnet adalah untuk kelas A maka subnet yang digunakan adalah 255.0.0.0. Kelas B 255.255.0.0. Kelas C 255.255.255.0

Dari sekian banyak deret IP Address tadi, ada satu IP Address yang kalau dikenakan operasi OR dengan subnet-nya tidak akan menghasilkan kombinasi IP Address baru. Satu IP itu adalah 127.0.0.1. Atau kalau kita binerkan menjadi seperti ini 011000000.00000000.00000000.00000001. Coba silahkan dicek biner itu kalau dioperasikan AND dengan biner subnet kelas apapun, hasilnya bagaimana?

IP Address : 127.0.0.1

Subnet  kelas A: 255.0.0.0

Biner = 011000000.00000000.00000000.00000001
Biner = 11111111.000000000.00000000.00000000
-------------------------------------------- AND
Hasil = 011000000.00000000.00000000.00000000 (127.0.0.0 ini hasilnya)

Nah IP yang dihasilkan adalah 127.0.0.0. Dimana IP 127.0.0.0 itu adalah Network ID. Coba sekali lagi kemungkinan kombinasi subnet kelas B (255.255.0.0)

Biner = 011000000.00000000.00000000.00000001
Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
-------------------------------------------- AND
Hasil = 011000000.00000000.00000000.00000000 (127.0.0.0 hasilnya tetap ini)

Nah kita lihat Network ID-nya tetap 127.0.0.0 kan ya? Berarti tidak ada bedanya Network ID ketika kita kasih subnet kelas A dengan kelas B, tetap NetID-nya adalah 127.0.0.0

Coba kalau IP tadi doperasikan dengan subnet kelas C 255.255.255.0

Biner = 011000000.00000000.00000000.00000001
Biner = 11111111.11111111.11111111.00000000
-------------------------------------------- AND
Hasil = 011000000.00000000.00000000.00000000 (127.0.0.0 hasilnya tetap ini)

Lagi-lagi akan menghasilkan NetID 127.0.0.0. kan ya? Jadi IP Address 127.0.0.1 itu kalau dioperasikan dengan subnet kelas berapapun tetap menghasilkan Network ID 127.0.0.0. Akibatnya apa? IP Addres itu tidak bisa dihubungkan ke komputer yang lain entah itu terhubung ke jaringan lokal ataupun internasional. Ya nggak sih? Untuk itu akhirnya IP address ini ditetapkan sebagai IP LOOPBACK atau LOCALHOST. Dimana IP ini masih bisa digunakan, tapi hanya berlaku bagi komputer itu sendiri dan tidak bisa disambungkan ke komputer lainnya. Bahkan sudah menjadi ketetapan para ahli seluruh dunia, bahwa IP yang depannya angka 127 atau binernya 01100000 adalah IP loopback. Makanya di dunia ini tidak ada IP public yang depannya adalah 127.

Apakah IP Loopback atau localhost ini tidak ada gunanya? Ada, kita masih bisa menggunakannya ketika kita bikin program komunikasi data yang berjalan di komputer kita sendiri. Kan gini ya. Sebagai programmer, kita pastimya sering membuat software kan ya? Termasuk software komunikasi data (aplikasi web, aplikasi chattig dsb). Nah ketika masih tahap pengembangan, biasanya kita menguji aplikasi tadi di komputer kita sendiri. Servernya ditaruh di komputer kita, client-nya juga komputer kita sendiri. Nah disinilah IP localhost itu sering kita gunakan. Tentu kalau aplikasi kita diuji di jaringan yang sesungguhnya, maka penggunaan IP localhost/loopback ini ya tidak berlaku lagi.

Para ahli jaringan juga telah menyepakati, bahwa IP Address itu juga harus tersedia IP private. Apa itu IP Private? yaitu AP Address yang berlaku di jaringan lokal saja. Misalnya hanay berlaku di dalam 1 area kantor, atau 1 area kampus dan lain sebagainya. Kenapa kok perlu ada IP Private? Biar masing-masing komputer itu tidak harus terhubung ke IP Public. Ingat ya? IP Public itu berbayar lho, bayangkan kalau masing-masing komputer di dalam 1 area harus bayar sendiri sendiri untuk mendapatlan IP Address. Wah bisa bangkrut kita. Makanya pada sebuah perusahaan atau kampus, biasanya hanya butuh satu atau beberapa IP Public saja. Misalnya kalau ada perusahaan atau kampus tadi menyediakan service yang gisa diakses oleh orang seluruh dunia, seperti misalnya kampus X punya website abc.ac.id atau perusahaan Y punya website xzy.co.id. Maka alamat domain abc.ac.id tadi harus mempunyai IP Public. Sebaliknya jika perusahaan atau kampus itu mau terhubung ke jaringan seluruh dunia, maka biasanya perusahaan atau kampus itu juga harus mempunyai 1 atau beberapa IP public. Dari 1 atau beberapa IP Public tadi akhirnya disambungkan ke IP private itu tadi.

FRAGMENTATION

Bagaimana dengan fragmentation? Logika sederhananya begini. Kalau kita punya data dengan ukuran sekian Mega Byte (MB) atau data film dengan ukuran sekian Giga Byte (GB), lalu data itu mau dikirimkan ke komputer yang lain mekanismenya bagaimana? Tentu nggak mungkin kan sekian MB atau sekian GB kita kirimkan semua dalam sekali kirim? 

Untuk itu mekanismenya adalah, data-data itu oleh komputer pengirimnya akan dipecah-pecah menjadi beberapa paket. Paket-paket inilah yang akan dikirimkan satu per satu ke komputer tujuan. Biasanya paket-paket data itu terkirim dengan satuan Bit per Detik/second (bps). Harap dicatat antara Byte dengan Bit itu tidak sama lho ya. Jadi satuan Kilo Byte (KB) itu tidak sama dengan Kilo bit (Kb), Mega Byte beda dengan Mega bit (Mb). 

Ketika paket-paket itu sudah sampai di komputer tujuan, maka paket-paket tadi akan dirangkai lagi menjadi data utuh. Harusnya data utuh yang sampai ke komputer tujuan itu sama persis seperti data yang ada di komputer asalnya. Analogi dari pemencahan data tadi terlihat seperti gambar ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi

Biasanya mekanisme pemecahan dan penyatuan paket-paket ini sudah tersedia pada modul-modul sistem operasi yang kita gunakan pada komputer kita.  Displin ilmu yang khusus mempelajari sistem operasi beserta pembuatan modul-modul paket data jaringan adalah disiplin ilmu Computer Engineering (CE) atau Teknik Komputer. Di Indonesia, salah satu kampus yang menyediakan displin ilmu  ini adalah Universitas Indonesia (UI), Fakultas Teknik Elektro, Jurusan Teknik Komputer.

LAYER 3 : Transport Layer

Pada bagian transport layer ini ada 2 jenis yaitu (1). Transfer Control Protocol (TCP) dan (2). User Datagram Protocol (UDP). Perbedaan antara TCP dengan UDP hanyalah terletak kepada bagaimana cara pengiriman dan penerimaan paket-paket datanya saja. Jika kita menggunakan TCP, maka pihak komputer pengirim akan memastikan bahwa setiap paket datanya terkirim dengan benar. Jika dalam pengirimannya ada salah satu paket yang rusak, maka salah satu paket itu akan dikirim kembali. Jadi per satu paket data yang terkirim, dilakukan pengecekan paketnya tadi rusak atau tidak. Jika paketnya rusak, maka komputer client akan minta paketnya itu dikirim ulang. 

Sedangkan protocol UDP mekanisme pengiriman paketnya dilakukan tanpa pengecekan paket per paket. Jadi seluruh paket akan dikirimkan secara bertahap tanpa mempertimbangkan masing-masing paketnya itu salah atau benar. Jadi UDP itu dinyatakan benar jika ukuran data yang dikirim, sama dengan ukuran data yang diterima. Jadi jika ternyata ada satu atau beberapa paket yang rusak, ya sudah dibiarkan saja.

Ilustrasi TCP versus UDP, bisa dilihat dibawah ini

Tentu antara TCP dengan UDP memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. TCP  itu kelebihannya, antara data yang dikirim dengan yang diterima itu pasti benar. Karena TCP memiliki garansai pengecekan per paket. Hanya kelemahannya TCP ini membutuhkan waktu pengiriman lebih lama dibanding UDP. Sedangkan UDP memiliki kelebihan waktu pengirimannya lebih cepat dibanding TCP. Tetapi kelemahannya data yang dikirim dan diiterima belum tentu sama. Karena UDP tidak menyediakan garansi pengecekan data per paket. 

Muncul pertanyaan, kita pilih yang mana dari dua protocol ini? Kita pilih TCP atau UDP? Jawabannya ya tergantung kebutuhan. Misalnya ketika kita membuat aplikasi web, maka protocol yang digunakan adalah TCP. Apakah tidak boleh kalau menggunakan protocol UDP? Kalau mengacu pada standar aplikasi web seluruh dunia, protocol aplikasi web adalah TCP bukan UDP ya. Kalau begitu protocol UDP digunakan untuk apa? Ada beberapa aplikasi yang menggunakan UDP seperti misalnya aplikasi SNMP (Simple Network Management protocol), DNS (Domain Name System), dan lain sebagainya.

Produk software protocol TCP dan UDP ini biasanya juga sudah tersedia pada sistem operasi kita. Pada sistem operasi Linux atau Windows atau Mac OS biasanya sudah tersedia modul TCP dan UDP ini. Modul TCP dan UDP ini biasanya dinamakan socket. Lagi-lagi pengembangan socket ini banyak dilakukan oleh para ahli di jurusan Teknik Komputer (Computer Engineering) itu tadi. Jadi bagi orang-orang yang bergelut dibidang Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) seperti saya ini, biasanya hanya menggunakan modul-modul socket itu secara instan saja.

LAYER 4 : Application Layer

Nah di lapisan (layer) ke 4 inilah yang menjadi ruang lingkup pekerjaan dari Software Engineering atau Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Baik sekarang kita menginjak ke materi pembuatan aplikasi yang berjalan diatas jaringan internet ya. Pada prinsipnya, aplikasi jaringan internet itu terdiri dari 2 bagian besar yaitu (1) Aplikasi Server (Server Application) dan (2) Aplikasi Client (Client Application). Dimana server application itu menggunakan standar Socket Server, sedangkan bagian client menggunakan Socket Client. Ilustrasinya bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Secara garis besar, alur kerja yang terjadi pada sisi client dan server hanya ada 3 langkah saja yaitu :
1. Client melakukan request (permintaan) data ke server
2. Server memproses sesuatu berdasarkan request dari client
3. Server mengirimkan (response) data ke client

Ya hanya 3 langkah itu saja sih, jadi server menerima INPUT dari client, melakukan PROSES sesuai dengan permintaan dan mengirimkan OUTPUT berupa response ke client. Itu saja sih sebenarnya yang terjadi. Silahkan diamati sekali lagi gambar diatas ya.

Perkembangan jaringan internet yang sedemikian pesat ini memang tidak terlepas dari peran website. Seandainya dulu tidak ditemukan web atau istilahnya adalah Word Wide Web (WWW), mungkin jaringan internet tidak sepesat seperti sekarang ini. Lho apakah Web dengan internet itu berbeda? Soalnya kalau sekarang kita bilang "internetan", berarti bisa dikonotasikan kita mengoperasikan aplikasi web to? Jadi begini. Ibarat transportasi, jaringan internet itu adalah jalan rayanya, sedangkan aplikasi web itu adalah kendaraan yang melintasi jalan raya itu tadi. Jadi web atau world wide web itu adalah aplikasi yang berjalan diatas jaringan internet. Gitu ya gaes? Nah biar lebih paham lagi mengenai apa itu world wide web, ini sedikit saya kupas sejarah bagaimana www itu ditemukan.

SEJARAH WORLD WIDE WEB

Konsep World Wide Web (WWW) yang berjalan diatas jaringan internet, pertama kali diinisiasi oleh Sir Timothy John "Tim" Berners-Lee. Gagasan ini muncul ketika Berners-Lee masih bekerja di CERN (Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire). CERN itu sendiri adalah organisasi riset nuklir negara-negara Eropa, yang laboratoriumnya terletak di perbatasan antara Prancis dan Swiss. Kegiatan penelitian nuklir di CERN memang sangat intensif ya. Makanya dokumen-dokumen hasil riset juga sangat banyak. Berners-Lee sendiri, sejak tahun 1980an bekerja disana untuk menangani sistem informasi manajemen dokumen-dokumen tersebut.  Inilah foto dari sang penemu WorldWideWeb itu.

Berners-Lee (https://www.w3.org/)
Berners-Lee (https://www.w3.org/)
Sekitar bulan Maret tahun 1989, Berners-Lee mengajukan proposal tentang sistem manajemen informasi kepada dewan manajemen CERN. Didalam proposal itu Berners-Lee mencantumkan istilah "web", dimana salah satu inovasi yang diajukan dalam proposal itu adalah manajemen tautan (link) antar dokumen. Manajemen tautan (link) tersebut sampai saat ini masih masuk dalam standar HTML. Saat ini tautan itu diistilahkan hypertext reference atau disingkat href.

Pada tanggal 12 November 1990, Berners-Lee bersama rekannya Robert Cailliau, menulis proposal resmi yang berisi tentang pengembangan proyek hypertext yang dinamakan "WordWideWeb". Pada tahun 1990 ini Berners-Lee berhasil mengembangkan 3 teknologi dasar yang menjadi basis web yaitu :
1. Unique Device Identification (UDI), dimana kelak dikemudian hari berubah menjadi Uniform Resource Locator (URL) dan Uniform Resource Identifier (URI).
2. Standar dokumen dengan format HyperText Markup Language (HTML)
3. HyperText Transfer Protocol (HTTP).

Nah didalam HyperText Transfer Protocol (HTTP) inilah tercantum berbagai macam aturan seperti misalnya aturan aplikasi layanan (service) HTTP Server, aturan aplikasi HTTP Client, beserta aturan-aturan lain yang memuat format data yang dikirim oleh Server dan Client tersebut. Waktu itu service HTTP Server ini dinamakan HyperText Transfer Protocol Daemon atau disingkat httpd. Sedangkan HTTP Client dinamakan WordWideWeb. Saat ini HTTP Server atau httpd lebih dikenal dengan istilah Web Server, sedangkan WordWideWeb atau HTTP Client lebih dikenal dengan istilah web browser.

Pada bulan April 1993, Berners-Lee mengumumkan bahwa WordWideWeb dijadikan produk open source dan boleh dimiliki serta dikembangkan oleh siapapun tanpa ada royalti. Sejak saat itulah teknologi WordWideWeb berkembang pesat, karena berbagai kalangan ikut serta dalam mengembangkannya. Seperti misalnya Marc Andreessen merilis browser yang dinamakan Mosaic, dan dilanjutkan dengan merilis Netscape Navigator. Dari Netscape Navigator inilah pada akhirnya muncul web browser versi gratis yang dinamakan Mozilla Firefox. Sampai saat ini, Mozilla firefox masih ada kan? Tidak berselang lama, Microsoft juga merilis Internet Explorer yang menjadi satu paket dengan sistem operasi Windows. Sampai saat inipun web browser baru juga terus bermunculan, salah satunya adalah Google Chrome.

Pada tahun 1994 Berners-Lee keluar dari CERN dan bergabung di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sejak saat itu Bernres-Lee mendirikan Word Wide Web Consortium (W3C), dimana W3C ini adalah komunitas internasional yang bertujuan membangun standar web terbuka. Sejak saat itu  teknologi web berkembang pesat, bahkan dalam waktu singkat skalanya sudah mendunia. Tentu saja www yang berjalan diatas internet ini melibatkan banyak pihak, mulai dari pengguna pribadi sampai dengan pengguna dari berbagai macam perusahaan. Sampai saat ini, WorldWideWeb dan jaringan internet sudah menjelma menjadi raksasa bisnis yang luar biasa besarnya.

Nah karena web dan internet itu terkait dengan berbagai macam kepentingan termasuk bisnis, maka perlu dibentuk organisasi atau komunitas internasional yang bersifat independen. Organisasi independen ini fungsinya untuk mengatur berbagai hal terkait dengan www dan internet itu tadi. Apa saja organisasi internasional itu? Ini saya lampirkan gambar beberapa organisasi dunia yang mengatur standar-standar yang terkait dengan www dan internet. Khusus untuk standar www, nanti kita akan banyak mengulas tentang RFC (Request For Comment), seperti misalnya RFC 7230. Nah di RFC 7230 inilah disebutkan hal-hal yang terkait dengan aplikasi HTTP Server, aplikasi HTTP CLient dan bagaimana format transfer data antar keduanya.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Tentu sampai saat ini teknologi web sudah berkembang sangat pesat. Coba kita kupas masa demi masanya perkembangannya ya. Dulu di era 1990 sampai 2005, web masih terkesan satu arah. Dimana pengguna (user) itu lebih banyak menerima informasi secara searah. Analoginya mirip seperti kita membaca koran gitulah kurang lebih. Kan berarti searah to? Nah teknologi web era 1990 - 2005 itu dikenal dengan istilah web generasi 1 atau web 1.0.

Sejak 2005 sampai sekitar 2010, aplikasi web sudah terlihat lebih interaktif. Sejak kemunculan Facebook tahun 2014, maka pengguna (user) lebih aktif lagi dalam berinteraksi dengan aplikasi website. Hal ini tidak terlepas dari semakin maksimalnya pemanfaatan fungsi XMLHTTPRequest (XHR) untuk meningkatkan kemampuan browser dalam berkomunikasi secara mandiri ke web server. XMLHTTPRequest sendiri merupakan sebuah object atau fungsi yang penggunaannya sudah diatur dalam RFC 2616. Di era inilah akhirnya aplikasi web ganti generasi menjadi  web 2.0.

Sejak tahun 2010 yang lalu, teknologi web sudah mengarah ke artificial intelligence (kecerdasan buatan). Contoh aplikasi google, sudah menyediakan pencarian kata dengan input berupa suara (voice) dari penggunanya. Jadi kita tidak perlu capek-capek ngetik kata kunci di halaman website google, hanya cukup mengucapkan kata-kata tertentu. Maka website google otomatis akan mencari dan menampilkan data sesuai dengan suara kita tadi. Selain kecerdasan buatan, saat ini kita juga sering menjumpai aplikasi web berbasis augmented reality dan virtual reality. Nah diera inilah teknologi web sudah masuk ke generasi ke 3 atau web 3.0. Dan sepertinya sebentar lagi kita akan menikmati layanan website generasi 4.

Dari 3 paragraf yang saya uraikan diatas, kalau saya buat kesimpulannya maka perkembangan teknologi web itu terlihat seperti gambar berikut ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Saat ini kita hidup di era tahun 2021. Tentu banyak juga siswa SMK atau mahasiswa jurusan Ilmu Komputer bidang Rekayasa Perangkat Lunak yang akan belajar seputar aplikasi website ini. Pertanyannya untuk mempelajari teknologi web, kita mulainya dari mana? Apakah kita langsung mempelajari teknologi web generasi 3.0 atau sekalian saja 4.0? Sebelum kita mempelajari hal-hal yang lebih jauh lagi, maka langkah awal yang perlu kita pahami adalah apa sih HyperText Markup Language (HTML) itu? Kenapa kok kita harus belajar HTML terlebih dahulu? Nah untuk memperdalam HTML, sobat kompasianer bisa membaca artikel saya berikutnya yang khusus membahas tentang Hyper Text Markup Language (HTML).

Oke, See you next time...thanks u....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun