Mohon tunggu...
Eko Heri Susanto
Eko Heri Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ilmu Komputer Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Mengenal pemrograman komputer sejak tahun 1997 dan sampai saat ini masih menekuni bidang rekayasa perangkat lunak terutama pemrograman web, basisdata dan pemrograman mobile.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Mengenal Protokol Jaringan Internet dan Sejarah World Wide Web

22 Juni 2021   12:22 Diperbarui: 23 Juni 2021   14:30 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biner = 011000000.00000000.00000000.00000001
Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
-------------------------------------------- AND
Hasil = 011000000.00000000.00000000.00000000 (127.0.0.0 hasilnya tetap ini)

Nah kita lihat Network ID-nya tetap 127.0.0.0 kan ya? Berarti tidak ada bedanya Network ID ketika kita kasih subnet kelas A dengan kelas B, tetap NetID-nya adalah 127.0.0.0

Coba kalau IP tadi doperasikan dengan subnet kelas C 255.255.255.0

Biner = 011000000.00000000.00000000.00000001
Biner = 11111111.11111111.11111111.00000000
-------------------------------------------- AND
Hasil = 011000000.00000000.00000000.00000000 (127.0.0.0 hasilnya tetap ini)

Lagi-lagi akan menghasilkan NetID 127.0.0.0. kan ya? Jadi IP Address 127.0.0.1 itu kalau dioperasikan dengan subnet kelas berapapun tetap menghasilkan Network ID 127.0.0.0. Akibatnya apa? IP Addres itu tidak bisa dihubungkan ke komputer yang lain entah itu terhubung ke jaringan lokal ataupun internasional. Ya nggak sih? Untuk itu akhirnya IP address ini ditetapkan sebagai IP LOOPBACK atau LOCALHOST. Dimana IP ini masih bisa digunakan, tapi hanya berlaku bagi komputer itu sendiri dan tidak bisa disambungkan ke komputer lainnya. Bahkan sudah menjadi ketetapan para ahli seluruh dunia, bahwa IP yang depannya angka 127 atau binernya 01100000 adalah IP loopback. Makanya di dunia ini tidak ada IP public yang depannya adalah 127.

Apakah IP Loopback atau localhost ini tidak ada gunanya? Ada, kita masih bisa menggunakannya ketika kita bikin program komunikasi data yang berjalan di komputer kita sendiri. Kan gini ya. Sebagai programmer, kita pastimya sering membuat software kan ya? Termasuk software komunikasi data (aplikasi web, aplikasi chattig dsb). Nah ketika masih tahap pengembangan, biasanya kita menguji aplikasi tadi di komputer kita sendiri. Servernya ditaruh di komputer kita, client-nya juga komputer kita sendiri. Nah disinilah IP localhost itu sering kita gunakan. Tentu kalau aplikasi kita diuji di jaringan yang sesungguhnya, maka penggunaan IP localhost/loopback ini ya tidak berlaku lagi.

Para ahli jaringan juga telah menyepakati, bahwa IP Address itu juga harus tersedia IP private. Apa itu IP Private? yaitu AP Address yang berlaku di jaringan lokal saja. Misalnya hanay berlaku di dalam 1 area kantor, atau 1 area kampus dan lain sebagainya. Kenapa kok perlu ada IP Private? Biar masing-masing komputer itu tidak harus terhubung ke IP Public. Ingat ya? IP Public itu berbayar lho, bayangkan kalau masing-masing komputer di dalam 1 area harus bayar sendiri sendiri untuk mendapatlan IP Address. Wah bisa bangkrut kita. Makanya pada sebuah perusahaan atau kampus, biasanya hanya butuh satu atau beberapa IP Public saja. Misalnya kalau ada perusahaan atau kampus tadi menyediakan service yang gisa diakses oleh orang seluruh dunia, seperti misalnya kampus X punya website abc.ac.id atau perusahaan Y punya website xzy.co.id. Maka alamat domain abc.ac.id tadi harus mempunyai IP Public. Sebaliknya jika perusahaan atau kampus itu mau terhubung ke jaringan seluruh dunia, maka biasanya perusahaan atau kampus itu juga harus mempunyai 1 atau beberapa IP public. Dari 1 atau beberapa IP Public tadi akhirnya disambungkan ke IP private itu tadi.

FRAGMENTATION

Bagaimana dengan fragmentation? Logika sederhananya begini. Kalau kita punya data dengan ukuran sekian Mega Byte (MB) atau data film dengan ukuran sekian Giga Byte (GB), lalu data itu mau dikirimkan ke komputer yang lain mekanismenya bagaimana? Tentu nggak mungkin kan sekian MB atau sekian GB kita kirimkan semua dalam sekali kirim? 

Untuk itu mekanismenya adalah, data-data itu oleh komputer pengirimnya akan dipecah-pecah menjadi beberapa paket. Paket-paket inilah yang akan dikirimkan satu per satu ke komputer tujuan. Biasanya paket-paket data itu terkirim dengan satuan Bit per Detik/second (bps). Harap dicatat antara Byte dengan Bit itu tidak sama lho ya. Jadi satuan Kilo Byte (KB) itu tidak sama dengan Kilo bit (Kb), Mega Byte beda dengan Mega bit (Mb). 

Ketika paket-paket itu sudah sampai di komputer tujuan, maka paket-paket tadi akan dirangkai lagi menjadi data utuh. Harusnya data utuh yang sampai ke komputer tujuan itu sama persis seperti data yang ada di komputer asalnya. Analogi dari pemencahan data tadi terlihat seperti gambar ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun