Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Hari Puisiku #3 : Menunggu Hujan Siang itu

18 Januari 2022   14:19 Diperbarui: 18 Januari 2022   14:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari hari puisiku #3 (dokpri)

Hujan sehari hari. Jadi cerita Januari. Memang tak romantis menunggu hujan siang itu. Karena Kau disana. Aku disini.

Bukan takut basah. Nanti bisa berganti baju. Tapi ini sangat deras. Tumpah kebumi. Kotaku dipeluk banjir.

Renungan hujan siang itu. Terhenti menunggu. Menalar rejeki yang Kuasa. Dalam syukur. Agar tumbuh hijau pucuk pucuk baru.

Selepas badai, pasti ada hikmah. Hujan bukan bencana. Tapi banjir adalah egoisnya manusia. Yang diberi kuasa mengatur got got dan resapan. 

Semoga hujan siang ini mereda. Akan ada kicau dan pelangi. Mentari senja akan memerah dibarat. Menebar senyum pada malam.

Dan kembalilah para pengais recehan. Bertebar disenja syahdu. Roda kehidupan terus membuka lembar baru. Bersama nyanyian katak selepas hujan. Sebuah doa bahagia, doa meraih keberkahan Semesta.

Baca Kotaku dipeluk banjir - https://www.kompasiana.com/eko67418/618f9b8fc26b771bd71b0762/kotaku-dipeluk-banjir

Malang, 18 Januari 2022

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun