Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenapa Aku Malas Menulis?

2 November 2021   03:21 Diperbarui: 2 November 2021   03:36 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenapa aku malas menulis dokpri

Tak kenal diri sendiri.

Pernahkah kamu berkompromi dengan dirimu sendiri ? Kita kadang terlalu egois dan mau menang sendiri tanpa mendengar suara hati kecil kita. Kita kejar suatu rencana dengan gelap mata. Kita seperti tak kenal diri kita sendiri. Setiap pribadi, sebenarnya punya passion unik masing masing. Itu tak dikelola dengan baik, karena kita ternyata tidak kenal diri kita sendiri. 

Tak ada me time untuk diri sendiri. Wal hasil, kita menerapkan standar orang lain untuk diri kita sendiri. Tentu tidak maksimal. Saya tak mungkin meniru sama persis penulis idola. 

Jika sekedar copy paste bisa. Tapi kedepannya kamu tak punya branding kamu sendiri. Kamu dikenal sebagai penulis bergaya dia, dan potensi dirimu sendiri diabaikan. 

Jadi tulis saja, sesuai kata hati. Saat idemu tiba tiba kandas dan terhenti, sebenarnya kamu takut dan khawatir berlebihan. Sempurna itu hanya milik Tuhan. Mulai sekarang jadilah dirimu sendiri, karena itulah kekuatan super powermu yang khas. Tak perlu jauh jauh, gudang terhebat itu ada di dirimu sendiri.

Malas baca, malas bertanya dan tak punya teman bicara.

Membaca adalah cara penulis membangun pusat data di kepalanya. Sumber informasi itu tersebar di banyak lokasi dan tempat. Jika tak ada teks literasi yang kamu cari, maka jangan malu bertanya pada orang lain. Kita kadang malu bertanya. Kita pilih pilih orang untuk bertanya. Kita sudah sok jagoan dan sudah memutuskan sesuatu sebelum bertindak. Padahal pepatah mengatakan, malu bertanya, sesat dijalan. 

Dan yang lebih urgen dari seretnya output karya kita adalah, ternyata kita sering menilai orang lain itu under dog dan kita berkumpul dengan orang orang yang salah. 

Saya kadang dinilai sebelah mata oleh seseorang, bahkan oleh teman saya sendiri. Siapa sih kamu, kok ngasih tips segala? Kita kadang menilai orang lain under estimate. 

Padahal di luar sana, banyak sumber data super dahsyat yang dimiliki orang biasa yang menurut kita kelas rendahan, padahal dia itu utusan Tuhan yang punya keajaiban. 

Dan celakanya, kita juga salah pergaulan. Jadi jika ingin prodoktif menulis, bergabunglah dengan para penulis. Miliki sahabat yang satu frekuensi. Yang punya energi positif. Penulis memang sibuk dengan dirinya sendiri. Tapi sempatkan bertemu orang lain. Kita masih makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Jadi teman bicara itu, tetap diperlukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun