Tak banyak teori, tapi saat kamu jadi boss, maka jadilah pohon yang rindang untuk sistem yang kamu naungi. Jalani saja, karena menjadi boss itu perlu belajar. Jika ada keuntungan, pilihlah mekanisme managemen terbuka. Kepercayaan itu harganya mahal. Sekali tak dipercaya, ya abis. Menjadi boss harus amanah. Jangan kenyang sendiri, tapi berbagilah secara adil jika ada kelebihan fasilitas. Jika ada kasus, jadilah pelindung dan jangan cuci tangan. Banyak boss malah menuduh dan mengucilkan anak buahnya secara tidak manusiawi.Â
Namun anak buah jangan jadi kerikil dalam sepatu sistem managemen. Artinya, mengganggu kinerja. Jika ada masalah atau progres baru, maka musyawarah mufakat masih cocok diterapkan. Rapat staf atau apapun namanya, perlu rutin digelar agar ada komunikasi timbal balik. Itulah wadah silaturahmi, komunikasi dan berbagi progres kerja secara real time.Â
Jangan hanya disuruh kerja kerja doang, sekali waktu ajak anak buah refereshing. Beri bonus, beri pujian dan promosikan anak buah agar kariernya meningkat. Dan yang penting, jangan jadi boss yang dzolim. Ini bukan kerja paksa atau romusha. Hasilmu diperas, tapi tenagamu tidak dihargai. Boss yang dzolim praktis tidak disukai dan mendapat doa buruk dari orang orang yang disakitinya.Â
Memang sulit menjadi boss, tapi minimal jadilah boss yang mau mendengar suara anak buah. Jalin komunikasi yang manusiawi dan tranparan. Jangan ada dusta antara boss dan anak buahnya.
Demikian artikel ini, semoga menginspirasi. Tak ada boss yang super hebat tanpa dukungan anak buah yang dahsyat.
Malang, 13 Juli 2021
Oleh Eko Irawan
