Ini hidup kita. Bukan hidup dia. Ini milik kita. Bukan milik dia. Seharusnya kau bela aku. Tapi kenapa kau bela dia? Apa karena dia lebih baik? Menurut siapa?
Kisah yang ternoda, karena dia. Pujaanmu. Semua akan kau bela, untuk dia. Untuk pembenaranmu. Harus dibenarkan. Harus dan wajib. Tak boleh dibantah.Â
Caramu bahagia bersama dia. Harus dibenarkan. Harus didukung. Kau Galang semua manusia. Agar aku yang salah. Dan dia menang, sembunyi karena telah mereguk surga.Â
Kau minta benar sendiri. Agar lega. Agar dendammu terpuaskan. Semua untuk membela dia. Padahal dia siapa? Aku membela kehormatan mu. Tapi aku yang harus menanggung karma. Tapi setingan manusia bejat. Yang kau bela.
Cinta bukan dibanding bandingkan. Bahagia bukan direkayasa. Dan setingan ini untuk menutup busuknya rencana. Aku boleh kau bilang suudhon. Kau bisa bilang, aku asal tuduh. Tapi kau menipu dirimu sendiri.
Yang tak kamu akui. Kau sembunyikan. Tuhanmu Tahu semua apa yang kamu lakukan bersamanya. Aku boleh kau tipu. Tapi Tuhanmu tahu. Puas bukan? Lega bukan? Itu menghinaku. Merampok hakku. Kenapa harus cara binatang?Â
Dan aku ridhoi pilihanmu. Aku beri jalan langkahmu. Selamat memilih bahagia setinganmu. Karena dia, semua ini terjadi. Tak perlu didebat. Kau sendiri tahu. Apa yang sudah kamu lakukan. Demi kepuasan dendam, yang tiada maaf.Â
Malang, 10 Maret 2021
Oleh Eko Irawan