Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Mencintai Tanah Air ala "Reenactor"

26 Juli 2019   10:28 Diperbarui: 26 Juli 2019   10:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian di video ke-2, maka harus belajar seputar serangan Umum. Dalam hal ini, sejarah ditampilkan dalam wujud pertunjukan terbuka. Ini adalah metode pembelajaran sejarah, dimana para pemain di dalamnya harus menyesuaikan diri dengan catatan sejarah otentiknya. hal hal yang ada era sekarang dan belum dikenal pada waktu kejadian sejarah yang direka ulang, tidak bisa dipaksakan untuk digunakan. 

Dalam Istilah Reenactor dikenal sebagai farb. Contoh Farm adalah dalam suatu drama teatrikal Tahun 1945, Pemeran Penjajah menggunakan seragam TNI jaman Now, membawa senapan buatan PINDAD dan menggunakan Tank era sekarang. Bagi orang yang tidak mengerti sejarah, drama itu sudah sangat menarik, tapi bagi reenactor itu disebut farb, karena seragam, senjata dan tank yang digunakan belum diproduksi pada tahun 1945. 

Pada Tahun tersebut Tentara Penjajah tidak terbukti secara otentik memakai seragam doreng TNI Jaman Now, senjata yang ditenteng bukan buatan PINDAD dan tank yang digunakan bukan tank modern era sekarang. Farb adalah memaksakan semua peralatan modern era sekarang, seolah olah sudah ada sejak era dimaksud. Jelas ini bukan belajar sejarah yang benar, tapi penipuan publik. 

Secara logika, benda benda modern jaman now ini memang terbukti secara nyata belum pernah ada ditahun 1945. Iya kalau film doraemon, bisa kemana saja, tapi ini pembelajaran sejarah. Dalam reenactor hal hal ngawur semacam ini diupayakan dihindari agar sejarah disesuaikan dengan bukti sejarah otentiknya. Kejadian salah waktu dan masa ini banyak dijumpai di film dan sinetron kita. 

Misal ada sinetron yang mengambarkan era mojopahit. ada delman ditunggangi para putri kerajaan, tiba tiba dibelakang delman tertangkap kamera ada orang naik motor matic. Pertanyaannya, secara logika apakah di tahun 1400an diera majapahit, motor matic sudah diproduksi?

Cinta Tanah air ala Reenactor

Metode belajar sejarah ala reenactor adalah sebuah inovasi agar pembelajaran sejarah itu bisa menarik minat siapapun dan apa yang disampaikan bisa diingat terus oleh para pembelajar dengan cara sangat menyenangkan, yaitu melalui kegiatan entertainment atau hiburan era sekarang. 

Dengan output akhir, diharapkan para pembelajar ini memiliki jiwa patriotisme, punya jiwa nasionalisme, memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan mencintai Tanah air.

Paradigma kekinian bisa kita rasakan bahwa para muda sudah hilang rasa nasionalisme dan cinta tanah air. contoh, kenapa anak muda lebih bangga makan takoyaki, kebab atau burger dan melupakan gatot, tiwul dan kue cucur. Hal ini sepele, tapi sebagai anak bangsa kenapa tidak mengenal bangsanya sendiri. Kue cucur misalnya. Kue ini sudah dikenal sejak jaman Mataram. 

Dikira kue cucur hanya makanan kampung, padahal kue ini dibahas dalam serat Centhini dan jadi hidangan istimewa kerajaan pada masanya. Begitu pula Gatot dan tiwul. Jangan dikira itu olahan tidak bergisi. Bagi yang tidak belajar sejarah bakalan tidak tahu. Gatot dan tiwul adalah makanan istimewa era 1945-1949 di negeri Ini. Disaat perang kemerdekaan, Petani sudah tidak sempat bercocok tanam padi lagi. 

Semua lahan menjadi ajang peperangan. Untuk bertahan hidup, gatot dan tiwul menjadi asupan yang istimewa yang dibutuhkan para pejuang yang bertarung hidup dan mati melawan penjajah. Bahkan gatot dan tiwul dikenal sebagai anti diabet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun