Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Mencintai Tanah Air ala "Reenactor"

26 Juli 2019   10:28 Diperbarui: 26 Juli 2019   10:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencintai Tanah air ditanamkan melalui pendidikan di sekolah, khususnya melalui kegiatan Upacara Bendera memperingati Hari hari besar Nasional. Bagaimana Cara Reenactor mencintai Tanah air, artikel berikut membahas tema mencintai tanah air ala Reenactor. Semoga menginspirasi

Mengenal Reenactor

Reenactor adalah sebuah metode Pembelajaran sejarah yang dikembangkan para pegiat sejarah agar belajar sejarah menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Sebagai metode, Reenactor baru dikenal di dunia komunitas dan belum merambah dunia pendidikan. Reenactor adalah para pemain atau pelaku dari sebuah kegiatan yang disebut historical Reenactment. 

Kata Reenactment sendiri artinya reka ulang atau menghidupkan kembali suatu suasana dimasa lalu, khususnya peristiwa yang tercatat secara otentik dalam sejarah, agar para reenactor sendiri dan pemirsa dari kegiatan Reenactor belajar mengenal sejarah bangsanya sendiri, dengan output menumbuhkan cinta tanah air, bangga berbangsa Indonesia dan memiliki jiwa patriotisme.

Fokus reenactor tergantung pada fokus komunitas masing masing, untuk Reenactor Ngalam memang fokus pada sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia, khususnya sejarah seputar Malang Raya. Sejarah Perang Kemerdekaan Yang direka ulang oleh Reenactor bisa menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air. 

Peristiwa seperti Drama teatikal 10 November adalah fakta sejarah dimana bangsa ini bersatu bahu membahu mengusir penjajah dari bumi Indonesia yang baru merdeka. inilah materi yang bisa menumbuhkan patriotisme bagi generasi muda.

Belajar Sejarah ala Reenactor

Bagaimana sebenarnya belajar sejarah ala reenactor? Dalam Reenactor  belajar sejarah tidak dirancang secara konvensional. tidak harus dikelas dan tidak harus menghafal teks book yang tebal. 

Belajar sambil ngopi adalah metode komunitas agar makna pembelajaran lebih mengena dan terus diingat. Basis Reenactor sebenarnya hobby. Berangkat dari hobby, maka timbulah kecintaan. 

Maka tidaklah aneh jika reenactor bisa belajar ditengah hutan atau diteras gedung heritage berstatus cagar budaya. Foto, film dan drama teatrikal adalah output dari pembelajaran Reenactor. Berikut salah satu kegiatan reenactor yang dilakukan oleh teman teman reenactor se Indonesia. Monggo disimak di video berikut


Dengan mengikuti acara drama teatrikal seperti ini, mau tidak mau harus belajar menyesuaikan diri dengan fakta sejarah dari peristiwa yang direka ulang. Misal di video pertama. Drama Pejuang Indonesia melawan tentara Inggris. Mau tidak mau harus belajar seputar sejarah 10 November 1945. 

Kemudian di video ke-2, maka harus belajar seputar serangan Umum. Dalam hal ini, sejarah ditampilkan dalam wujud pertunjukan terbuka. Ini adalah metode pembelajaran sejarah, dimana para pemain di dalamnya harus menyesuaikan diri dengan catatan sejarah otentiknya. hal hal yang ada era sekarang dan belum dikenal pada waktu kejadian sejarah yang direka ulang, tidak bisa dipaksakan untuk digunakan. 

Dalam Istilah Reenactor dikenal sebagai farb. Contoh Farm adalah dalam suatu drama teatrikal Tahun 1945, Pemeran Penjajah menggunakan seragam TNI jaman Now, membawa senapan buatan PINDAD dan menggunakan Tank era sekarang. Bagi orang yang tidak mengerti sejarah, drama itu sudah sangat menarik, tapi bagi reenactor itu disebut farb, karena seragam, senjata dan tank yang digunakan belum diproduksi pada tahun 1945. 

Pada Tahun tersebut Tentara Penjajah tidak terbukti secara otentik memakai seragam doreng TNI Jaman Now, senjata yang ditenteng bukan buatan PINDAD dan tank yang digunakan bukan tank modern era sekarang. Farb adalah memaksakan semua peralatan modern era sekarang, seolah olah sudah ada sejak era dimaksud. Jelas ini bukan belajar sejarah yang benar, tapi penipuan publik. 

Secara logika, benda benda modern jaman now ini memang terbukti secara nyata belum pernah ada ditahun 1945. Iya kalau film doraemon, bisa kemana saja, tapi ini pembelajaran sejarah. Dalam reenactor hal hal ngawur semacam ini diupayakan dihindari agar sejarah disesuaikan dengan bukti sejarah otentiknya. Kejadian salah waktu dan masa ini banyak dijumpai di film dan sinetron kita. 

Misal ada sinetron yang mengambarkan era mojopahit. ada delman ditunggangi para putri kerajaan, tiba tiba dibelakang delman tertangkap kamera ada orang naik motor matic. Pertanyaannya, secara logika apakah di tahun 1400an diera majapahit, motor matic sudah diproduksi?

Cinta Tanah air ala Reenactor

Metode belajar sejarah ala reenactor adalah sebuah inovasi agar pembelajaran sejarah itu bisa menarik minat siapapun dan apa yang disampaikan bisa diingat terus oleh para pembelajar dengan cara sangat menyenangkan, yaitu melalui kegiatan entertainment atau hiburan era sekarang. 

Dengan output akhir, diharapkan para pembelajar ini memiliki jiwa patriotisme, punya jiwa nasionalisme, memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan mencintai Tanah air.

Paradigma kekinian bisa kita rasakan bahwa para muda sudah hilang rasa nasionalisme dan cinta tanah air. contoh, kenapa anak muda lebih bangga makan takoyaki, kebab atau burger dan melupakan gatot, tiwul dan kue cucur. Hal ini sepele, tapi sebagai anak bangsa kenapa tidak mengenal bangsanya sendiri. Kue cucur misalnya. Kue ini sudah dikenal sejak jaman Mataram. 

Dikira kue cucur hanya makanan kampung, padahal kue ini dibahas dalam serat Centhini dan jadi hidangan istimewa kerajaan pada masanya. Begitu pula Gatot dan tiwul. Jangan dikira itu olahan tidak bergisi. Bagi yang tidak belajar sejarah bakalan tidak tahu. Gatot dan tiwul adalah makanan istimewa era 1945-1949 di negeri Ini. Disaat perang kemerdekaan, Petani sudah tidak sempat bercocok tanam padi lagi. 

Semua lahan menjadi ajang peperangan. Untuk bertahan hidup, gatot dan tiwul menjadi asupan yang istimewa yang dibutuhkan para pejuang yang bertarung hidup dan mati melawan penjajah. Bahkan gatot dan tiwul dikenal sebagai anti diabet.

Contoh diatas adalah manfaat belajar sejarah itu penting, karena bisa memberi pemahaman yang mengantar seseorang menjadi cinta tanah airnya. Bagaimana bisa bangga pada bangsa sendiri, jika sejarah bangsanya tidak dikenal. aneh jika remaja sekarang lebih bangga sama korea, tapi lupa Indonesiannya. 

Bahkan film dan sinema kita lebih bangga shotting di paris dan london dibanding shotting di kota di negeri sendiri. Kenapa demikian? Inilah bukti bahwa cinta tanah air baru slogan dan tidak berpengaruh pada kehidupan.

Reenactor jelas tidak akan mampu merubah sendiri paradigma seperti ini. Tulisan ini adalah upaya membangunkan semangat belajar sejarah bangsa sendiri, agar sebagai orang Indonesia, yang lahir di Indonesia, makan di Indonesia dan sehari hari ada di Indonesia haruslah bangga menjadi Orang Indonesia dan mencintai Tanah airnya.

Semoga Tulisan ini menginspiras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun