Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bersikaplah Seharusnya pada dunia Nyata dan Media Sosial

15 Oktober 2018   15:27 Diperbarui: 15 Oktober 2018   16:06 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi diciptakan sebenarnya untuk membantu Kehidupan manusia. Fenomena perkembangan smartphone dewasa ini banyak menciptakan generasi phubbing zombi yang parah. 

Gawai canggih digenggaman adalah alat bantu agar hidupmu di dunia nyata ini terbantu. Namun kenyataan sekarang, kamu berada dalam hidup di dunia mayamu, dunia media sosialmu. Berikut adalah beberapa ulasan bersikap seharusnya pada makna hidup kemanusiaanmu di dunia nyata dan di dunia media sosial yang nota bene adalah dunia maya. Semoga menginspirasi.

Terjebak Dunia Maya, Dunia Pencitraan

Dikit dikit update status. Bentar bentar kirim foto selfie. Kadang ibadah pun diposting ke media sosial. Apa Maknanya? Apakah itu real Kamu? Kalau jujur, berarti Kamu pamer lho. Makan enak di restoran mahal. Jalan jalan ke tempat eksotis. Siapa yang Kamu pameri itu? Apa teman teman yang masuk dalam list pertemanan di media sosial itu tidak iri? Coba jelaskan aturan agama dan kepercayaan yang Kamu anut apakah menganjurkan pamer sebagai perbuatan amal kebaikan? Renungkan.

Sebaliknya jika apa yang kamu posting adalah bohong dan palsu. Pura pura mecitrakan diri sesuai seleramu dan itu kamu klaim sebagai dirimu, berarti kamu sedang menipu dirimu sendiri. Pura pura makan direstoran terkenal, padahal kamu makan di warteg. Pura pura jalan jalan ke luar negeri, padahal kamu di kebun belakang. Siapa yang sedang Kamu tipu? Orang lain boleh saja percaya kamu seperti di media sosialmu itu, namun apakah kamu juga akan menipu dirimu sendiri? Perlukah untuk dirimu melakukannya dan apa dasarnya?

Inilah yang terjadi di era kekinian, terjebak dalam dunia maya, dunia pecitraan diri. Lebih baik lapar dari pada paket data habis. Kamu boleh jadi ngetop didunia netizen, tapi di dunia nyatamu tak seorangpun say hello kepada dirimu. Renungkanlah.

Jangan mau terjebak

Hidupmu sekarang dihadapkan pada cermin maya. Yang kanan akan di balik menjadi kiri. Filosofinya, hidup nyatamu akan ditukar dengan dunia terbalik. Nyata menjadi Maya. Mau? Kalau Mau selamat terjebak dalam dunia fantasimu sendiri yang tidak nyata. 

Media sosial sedang membentuk citra dirimu. Semakin lama bertengger di dunia maya, Kamu semakin terkenal disana. Tapi apakah Kamu juga dikenal dengan karya nyatamu di dunia nyata? Sekarang jangan mau terjebak. Gunakan media sosial seperlunya saja. Jangan mau jadi zombi yang dari bangun sampai tidur hanya ngurusi gawai. Pikirkan, manusia itu makluk sosial. Butuh manusia lain. Media sosial adalah alat bantu, bukan tujuan utama.

Status palsu, percaya?

Seorang teman lama tiba tiba datang memuji kamu cantik. Kamu pengertian. Dia mengkritik pasangan nyata dikehidupanmu sebagai orang monoton yang membosankan, hidupnya seperti robot. Itu itu saja. Sementara dia ngakunya orang hebat, banyak duit, sudah punya rumah, mobil dan usaha milik pribadi. Dia ngakunya masih bujang, bebas jalan jalan ke mana saja. Dia kirim status tidak pernah lelah. pagi kerja. siang sibuk rapat. malam futsal. dia selalu memperhatikan Kamu. Lalu ngajak ketemuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun