Misteri Umur Manusia: Bolehkah Memperpanjang Umur?
Saya menulis judul di atas bertujuan untuk mengingatkan kita memanfaatkan umur panjang supaya berkah, tidak sia-sia di dunia. Di akhirat kelak umur kita dipertanggungjawabkan untuk apa? Buku saya berjudul "Mewaspadai Panjang Umur" sebagai jawaban, saya tulis di sini ingin berbagi kepada pembaca agar umur kita tidak sia-sia yang diberi kesempatan umur panjang oleh Allah Swt.
Berbicara tentang umur manusia suatu hal yang menarik, kita tidak mengetahui sampai umur berapa hidup di dunia. Panjang/pendek umur seseorang tidak seorang pun yang tahu. Umur manusia boleh dikatakan misteri! Â
Lalu, untuk apakah umur kita pergunakan hidup di dunia? Jawaban tergantung yang menjalaninya. Berapa lama umur Anda hidup di dunia? Tentu saja pertanyaan seperti itu sulit dijawab. Karena pendek umur atau panjang umur hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui. Selama nafas kita belum terputus berarti umur terus berjalan sampai ajal menjemputnya barulah umur kita berhenti sampai di situ. Semua atribut yang ada pada diri manusia akan sirna seperti jabatan, harta benda, anak laki-laki/perempuan, ketampanan, kecantikan rupa, tua, muda, ayah, ibu, dan sebagainya.
Bagi yang beriman kematian sangat diharapkan karena hidup di akhirat kekal. Baginya hidup di dunia hanya sementara atau perantara menuju surga di akhirat kelak. Oleh karena itu, orang beriman tidak menyia-menyiakan hidup di dunia dengan banyak beramal. Orang yang meninggal tidak mungkin beramal lagi karena sudah terputus oleh kematian.
Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila seseorang meninggal dunia maka pahala amalnya terputus, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya." (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Potensi Umur Manusia
Berapa potensi umur panjang manusia? Belum ada cara menghentikan perjalanan umur. Proses menua hanya bisa ditunda dan diperlambat saja. Bantuan ilmu pengetahuan dan upaya besar kita sendiri yang menjanjikan "umur emas" bisa diulur sampai ke ujung 120 tahun. Ilmu geriatrics, ihwal penyakit tua akan mendampingi. Dr. Robert Butler (Nasional Institute of Aging, US) tidak melihat alasan tubuh manusia tak bisa meraih umur lebih seratus tahun. Diniscayai tubuh manusia memang dirancang memiliki biogenetic maximum life span 120 tahun.
Namun, umat di jaman sekarang ini realitanya rata-rata hanya "memakai" jantung selama 60 atau 70 tahun sebagaimana sabda Nabi Saw., "Umur umatku antara 60 tahun hingga 70 tahun, dan hanya sedikit dari mereka yang melampaui usia itu".
Hanya sedikit orang yang meninggal berumur diatas 70 tahun, bahkan ada  yang mencapai usia 90 atau 100 tahun, tapi dalam kehidupan modern hal ini termasuk ajaib dan langka. Sebab secara medis sebagian besar di antara kita hanya memakai jantung sacara optimal selama 50-an tahun dan setelah itu mungkin jantung kita hanya berfungsi 70 % atau 80 % karena pembuluh koroner tersumbat lemak atau katup jantung kehilangan fleksibilitasnya.
Dr. Handrawan Nadesul dalam bukunya "Jurus Sehat Tanpa Ongkos" mengatakan, "Tubuh manusia berisi miliaran sel, terdiri dari 210 jenis sel yang berbeda, 3 miliar data genetis, dan 32 ribu gen. Supaya tiba di terminal hidup, kesemuanya wajib kita pelihara dan selamatkan."
Dikatakan juga realita sel tubuh orang sekarang sudah porak poranda dikacaukan dan dirusak oleh tangan kita sendiri. Aneka ragam polusi gaya hidup dan pola makan melawan kodrat, sikap tak hormat pada kehidupan, menjadikan potensi hidup sel semakin defisit. Kebanyakan penyakit keseharian muncul sebab sel tidak sepenuhnya sehat. Setiap makhluk punya umurnya. Umur nyamuk bertahan beberapa minggu, pelebah pekerja beberapa bulan, tikus 4 tahun, burung kolibri 12 tahun, anjing 15 tahun, gajah 70 tahun, ikan paus 100 tahun, kura-kura 150 tahun, dan "umur emas" manusia bisa 120 tahun.Â
Lebih lanjut Dr. Handrawan Nadesul, mengatakan, "Tubuh kita ibarat mobil yang merknya berbeda, tetapi kerja mesinnya sama. Tugas dan kewajiban kita merawat "mobil" yang Tuhan memberikan kepada kita agar mobil sebelum mencapai garis finish. Jadi bisa masih mengulur umur panjang kini bukan mimpi, merindukan berumur panjang. Untuk itu untuk sehat tak cukup menerima adanya, tetapi diperlukan hidup lebih pro aktif, bukan menerima keadaan melainkan cerdas memilih keadaan. Konon jantung sanggup memompa darah selama 120 tahun dalam kehidupan modern ini."
Bolehkah Memperpanjang Umur?
Dunia adalah alat perkebunan untuk kehidupan akhirat sebagai alat yang akan akan mengantarkan seseorang menemui Tuhannya. Ini tentu bagi yang memandangnya sebagai tempat untuk selamanya. Sebaliknya jika Anda menyia-nyiakan dengan hal-hal yang melalaikan dan menanaminya dengan kemaksiatan dan pelanggaran, maka diperolehnya penyesalan pada hari dimana penyesalan tidak berguna sama sekali, dan Anda berangan-angan sekiranya bisa dikembalikan ke dunia lagi pada hari Kiamat sebagaimana diterangkan dalam surah Fathir [35] ayat 37, Firman-Nya:
"Dan mereka berteriak di dalam Neraka, Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan)."
Maka dikatakan kepadamu: "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir. (Bukankah pula) telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka, rasakanlah (azab Kami). Bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun." Surah Fathir [35]:37.
Yakni, bukanlah Kami telah menjadikan kalian memiliki usia panjang? Usia yang panjang adalah hujjah. Allah telah memberikan kesempatan hamba-Nya yang dihidupkan rata-rata berumur sampai 60 atau 70 tahun, dan lebih dari itu sangatlah sedikit termasuk umur yang istimewa, dan yang termasuk diatas umur 60 tahun ialah junjungan kita Nabi Muhammad Saw. wafat pada umur 63 tahun.
Siapa saja yang merenungkan umur usia seseorang, maka ia akan mengerti bahwa kehidupan kita ini terbatas dan bisa dihitung dengan tahun dan hari, bahkan jam, menit dan detik, tanpa kita bisa menambah satu detik pun. Apabila kita dibandingkan dengan umat-umat terdahulu usia kita sangatlah pendek. Umat-umat dahulu yang berusia sampai ratusan tahun, bahkan hingga seribu tahun yaitu nabi Adam A.S., nabi Nuh A.S. berumur 950 tahun. Umur umat Nabi Muhammad Saw. sampai sekarang ini sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah r.a bahwa  Nabi Saw. bersabda:
"Umur umatku antara 60 tahun hingga 70 tahun, dan hanya sedikit dari mereka yang melampaui usia itu". Â (HR. Tirmidzi)
Seandainya seseorang hidup berusia 60 tahun, untuk apa saja selama umur itu hidup di dunia? Â kira-kita dapat dihitung 20 tahun darinya dipakai untuk tidur (dengan asumsi seseorang tidur 8 jam dalam sehari), 15 tahun sebelum baligh, 5 tahun untuk makan. dan waktu yang dipakai untuk santai 20 tahun. Jadi yang tersisa tinggal 20 tahun yang mencakup waktu-waktu untuk mencari nafkah dengan bekerja. Lalu, jadi berapa tahunkah ibadah yang kita alokasikan dari dunia kita?. Walaupun kita andaikan yaitu umur 60 tahun yang kita seluruhnya adalah ibadah, maka itu pun hanya setara dengan tiga menit saja bila dibandingkan hari Akhir (Kiamat) yang seharinya adalah "seribu tahun". Disebutkan dalam surah Al-Hajj ayat 7, firman-Nya: "Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu".
Pendapat Ulama tentang Umur Panjang
- Muhammad Ibrahim an-Nu'aim dalam bukunya "Misteri Panjang Umur" mengemukakan beberapa pendapat makna "diperpanjangnya umur" dapat digolongkan menjadi tiga macam: Pertama, diberkahi. Kedua, benar-benar dipanjangkan. Ketiga, dikenang baik setelah meninggal. Untuk makna yang ketiga ini, ia tidak melihat seorangpun menguraikan secara khusus kecuali Imam Nawawi, yaitu ketika menukil perkataan Qadhi Iyadh. Meski demikian, Imam Nawawi sendiri menganggap lemah. Sementara Imam Ibnu Hajar dan Imam ath-Thibi mendukung pendapat ini. Namun, tidak ada salahnya juga bila dipahami bahwa memperpanjangkan umur juga mencakup tiga kategori di atas. Sebab karunia Allah Swt. diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Swt. memiliki karunia yang melimpah ruah. Adapun makna yang pertama dan kedua, cukup banyak diterima.
- Dr. Yusuf Qardhawi mengatakan, "Umur hakiki manusia bukanlah tahun-tahun yang ia lewati sejak dari lahir hingga meninggal. Tetapi umur hakiki manusia adalah waktu-waktu yang tercatat di sisi Allah Swt. telah ia gunakan untuk beramal dan kebaikan. Karena itu, tidak mengherankan bila ada yang umurnya melebihi seratus tahun, tapi tabungan pahalanya di sisi Allah Swt. nol, atau bahkan dibawah nol (minus). Sebaliknya ada pula orang meninggal dalam usia muda dan baru saja menjalani mukallaf, tetapi tabungan pahalanya sangat banyak.
- Seorang ahli hikmah berkata, "Berapa banyak yang umur yang panjang, tetapi sedikit hasilnya. Dan berapa banyak umur yang pendek, tetapi banyak hasilnya. Maka barang siapa diberkahi umurnya, niscaya dalam  waktu  yang singkat ia dapat memperoleh limpahan karunia Allah Swt. yang tak terhingga jumlahnya dan sulit ditunjukkan dengan angka. Dengan demikian, seorang muslim menjadikan hidupnya bukan hanya sekedar untuk hidup, tetapi untuk mengumpulkan pahala sebanyak mungkin. Karena itu, setiap kali melihat hidupnya menambah pahala dan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. ia akan memohon kepada Allah agar diberikan panjang umur dan diperbaiki amalnya.
- Abu Barkah r.a. menuturkan: Syandan, seorang bertanya kepada Rasulullah Saw., "Siapakah orang yang paling baik?" Beliau menjawab, "Yang paling panjang umurnya dan baik amalnya." Ia bertanya lagi, "Lalu, siapakah orang yang paling buruk." Beliau menjawab, "Yang panjang umurnya, tetapi buruk amalnya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Usia umat Nabi Saw. tidaklah sepanjang umat-umat terdahulu. Rasulullah Saw. pernah mengadukan pendeknya umat beliau itu kepada Allah Swt. Dengan penuh kasih, Allah Swt. menjelaskan, meski usia umat Islam lebih pendek dari umat lain, Allah Swt. telah menganugerahkan keutamaan. Diantaranya Lailatul Qadar, malam yang nilainya lebih dari seribu bulan. Rasulullah Saw. bersabda, "Tak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa, tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa, tentang hartanya darimana diperolehnya dan untuk apa dipergunakan, dan tentang ilmunya, apakah sudah diamalkan." (HR. At-Tirmidzi)
Dari hadis di atas, ditanyakan tentang umurnya untuk apa? Â Lalu, dihabiskan untuk apa? Adakah yang dapat memastikan dirinya sendiri berusia panjang? Umur manusia adalah perkara gaib dan merupakan rahasia Allah, tak seorang pun tahu berapa panjang usia yang dijatuhkan untuknya.
Manusia diberikan umur panjang justru lebih senang mencintai dunia melupakan Allah Swt. Pencipta alam semesta. Orang tidak beriman tamak, dan rakus harta seperti orang-orang kafir, orang-orang munafik, hal yang demikian dianggap biasa (kewajaran). Maka, Allah akan membalas mereka dengan siksa (azab) yang pedih di akhirat.
Di antara ulama yang membolehkan adalah Ibnu Hajar. Menurutnya, memohon panjang umur dibolehkan, dasarnya adalah hadis yang diriwayatkan Imam Bhukari dalam Shahih-nya, dari Anas bin Malik r.a.: Ibuku berkata, Wahai Rasulullah, doakanlah pembantumu, Anas. Maka Rasulullah Saw. bersabda:
"Ya Allah! Banyakkanlah harta dan anaknya, dan berkahilah baginya apa yang Engkau berikan padanya".
Selain berdoa, amalan yang baik pun seperti bersilaturahmi, berakhlak mulia, berbuat baik dengan tetangga dapat memperpanjang umur, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
"Takdir tidak bisa ditolak kecuali dengan doa, umur tidak bisa ditambah kecuali dengan kebaikan. Sesungguhnya seorang terhalang dari rezeki lantaran dosa yang dia dilakukan." (HR. Ahmad, Ibnu Majah).
Adapun istilah memperpanjang umur pernah disebut dalam hadis riwayat Anas bin Malik r.a. Ia meriwayatkan Rasulullah Saw. bersabda:
"Barang siapa ingin dimudahkan rezekinya, dan ditunda ajalnya (dipanjangkan umur) hendaklah menyambung tali persadudaraan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam bi ash showab
Sidoarjo, 8 Oktober 2025
Eko Setyo Budi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI