Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ekowisata Mangrove Lembung Pamekasan: Wisata Edukasi yang Inspiratif

29 Juli 2025   14:58 Diperbarui: 30 Juli 2025   14:35 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan setapak dalam Hutan Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok. Pribadi)

"Tanaman mangrove di pesisir pantai Lembung semakin terawat setelah dibangun Ekowisata Mangrove," katanya. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan mangrove.

Destinasi wisata edukasi ini dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Hijau semakin terlihat asri kawasan hutan mangrove. Ketua Pokdarwis Sabuk Hijau Bpk, Slaman seorang warga setempat yang merintis menanam bibit mangrove sejak tahun 1986.

Diceritakan, seringkali air laut pernah masuk ke pemukiman warga Desa Lembung. Warga setempat pemilik tambak jebol dihantam ombak, "Tambak milik orang-orang jebol semua dan air baru surut empat hari setelah kejadian," kenangnya.

Pantai Ekowisata Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)
Pantai Ekowisata Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)

Perjalanan Pak Slaman dalam melestarikan mangrove berliku, banyak tantangan dan hambatan dari masyarakat. Mayoritas masyarakat pada saat itu tidak mendukungnya, tidak mengerti tentang pentingnya tanaman mangrove.

Seperti diketahui warga sudah terbiasa pencari kerang lorju di pesisir pantai Lembung. Kalau pantainya ditanam pohon bakau (mangrove) dikhawatirkan tidak bisa lagi mencari kerang.

Mangrove Lembung merupakan Kawasan Bernilai Konsentrasi Tinggi luas: 25 Ha (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)
Mangrove Lembung merupakan Kawasan Bernilai Konsentrasi Tinggi luas: 25 Ha (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)

Pada tahun 1986 luas hutan mangrove kisaran 19 hektare dan sekarang ini mencapai 25 hektare setelah dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Hijau.

Wisata ini dikembangkan dengan konsep edukasi difasilitasi oleh pengelola berupa jembatan jalan setapak sepanjang 200 meter dan beberapa gazebo di tengah hutan mangrove. Lebih lanjut tempat wisata mangrove ini dijadikan kajian saat ada pengunjung.

Saat ini ada sekitar puluhan ribu tanaman meliputi 10 jenis mangrove dan pengunjung bisa mempelajari jenis-jenis mangrove dan cara melestarikan lingkungan mangrove.

Pengunjung juga bisa refreshing, edukasi juga dapat. Setiap jenis tanaman mangrove diberi nama dan manfaatnya. Destinasi wisata edukasi ini layak dikunjungi bagi generasi muda, peneliti dan akademisi yang peduli melestarikan hutan mangrove.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun