Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ekowisata Mangrove Lembung Pamekasan: Wisata Edukasi yang Inspiratif

29 Juli 2025   14:58 Diperbarui: 30 Juli 2025   14:35 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekowisata Mangrove Lembung di Desa Lembung, Kec. Galis, Kab. Pamekasan (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)

Ekowisata Mangrove Lembung Pamekasan: Wisata Edukasi Yang Inspiratif 

Oleh: Eko Setyo Budi

Pada tanggal 27 Juli 2027 kami mengadakan tour ke Pamekasan ingin berwisata dengan teman-teman SMP seangkatan tujuan ke obyek wisata Pantai Talang Siring sekaligus silaturahmi teman SMP yang kebetulan menetap di Pamekasan setelah pensiun. Agenda wisata ini sebenarnya sudah direncanakan sebulan lalu setelah tour ke Wisata Taman Kemesraan, Pujon, Kabupaten Malang.

Kami berangkat pukul 06.30 WIB dari titik kumpul Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) naik Elf kapasitas 19 orang, peserta tour 17 orang. Dua seat yang kosong, satu seat disediakan untuk seorang temanku yang berdomisili di Pamekasan sekaligus pemandu selama tour wisata pantai.

Perjalanan hampir 5 jam masuk kota Pamekasan, dan kecepatan kendaraan sepanjang jalan wilayah Madura ini rata-rata 50 km/jam. Dikemudikan seorang sopir yang masih muda, ia stabil kendalikan kendaraannya sehingga terasa nyaman, aman dan bisa nyanyi di dalam kendaraan (tersedia karaoke).

Jalan setapak dalam Hutan Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok. Pribadi)
Jalan setapak dalam Hutan Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok. Pribadi)

Ketika akan sampai kota Pamekasan, kami menghubungi temanku yang di Pamekasan agar siap-siap gabung dalam satu kendaraan. Dia menunggu di Polsek Kec. Larangan Pamekasan.

Setelah tiba ditempat titik jemput, lalu temanku naik dalam satu rombongan. Lalu ngobrol santai di dalam kendaraan menuju wisata pantai yang dituju kata temanku jaraknya diperkirakan 15 km.

Namun, dalam percakapan temanku ini mengalihkan obyek wisata pantai "Wisata Paseser Jumiang bukan ke Wisata Pantai Talang Siring yang jaraknya tidak jauh, dan teman-teman setuju saja setelah dijelaskan.

Kami tiba di Wisata Paseser Jumiang, kendaraan Elf bisa masuk dekat pantai, dengan hati-hati supaya tidak terjerembab pasir pantai.

Terlihat pantainya bagus, berpasir putih sedikit kemerahan, air laut pasang gelombang laut cukup tinggi menerjang bibir pantai yang sudah terpasang beton bundar berjajar berfungsi penahan gelombang.

Wisata Paseser Jumiang, dilengkapi bangku ayunan, air laut pasang cukup tinggi (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)
Wisata Paseser Jumiang, dilengkapi bangku ayunan, air laut pasang cukup tinggi (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)

Tarif masuk wisata pantai ini dipungut Rp. 5.000,-/orang, tiket masuk murah meriah lumayan tidak menguras uang belanja di tempat wisata.

Hampir satu jam di pantai itu, kebanyakan teman-teman berfoto ria foto bareng, selfi di bibir pantai, dan di spot-spot yang menarik yang ada bandulan tepi pantai, kursi panjang menghadap pantai langsung, duduk-duduk gazebo sambil menikmati minuman es degan.

Setelah menikmati pemandangan pantai dan laut yang luas kebiruan ini dilanjutkan menuju ke hutan mangrove yang jaraknya tidak sampai 500 meter dari Paseser Jumiang. Teman-teman pun setuju, lalu naik Elf.

Ketika tiba di kawasan Mangrove merupakan salah satu obyek wisata Pamekasan menarik dikunjungi. Sayangnya, menuju kawasan wisata Mangrove mobil tidak bisa masuk langsung menuju Ekowisata Mangrove Lembung. Pengunjung harus jalan kaki sekitar 500 meter.

Kami melintasi pematang tambak yang hanya bisa dilewati sepeda motor, roda empat tidak bisa masuk. Berjalan di siang hari panas yang menyengat ini tak menyurutkan menuju hutan mangrove.

Teman-teman bergerak menuju Ekowisata Mangrove Lembung. Namun, sebagian di antaranya balik tidak melanjutkan karena tidak tahan panas berjalan 500 meter.

Gazebo di Ekowisata Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Lailiyatun Nuriyah/RadarMadura.id)
Gazebo di Ekowisata Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Lailiyatun Nuriyah/RadarMadura.id)

Masuk kawasan obyek wisata ini dipungut Rp. 5.000,- per orang. Penjaga kawasan ini dijaga seorang wanita setengah baya bernama Sunsiyah. Ia termasuk dalam pengurusan/pengelolaan Ekowisata Mangrove Lembung.

Saya ngobrol langsung dengan ibu Sunsiyah, dan beliau menyambutnya dengan ramah dan senang hati menceritakan berdirinya Ekowisata Mangrove Lembung pada tahun 2019 terletak di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan.

"Tanaman mangrove di pesisir pantai Lembung semakin terawat setelah dibangun Ekowisata Mangrove," katanya. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan mangrove.

Destinasi wisata edukasi ini dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Hijau semakin terlihat asri kawasan hutan mangrove. Ketua Pokdarwis Sabuk Hijau Bpk, Slaman seorang warga setempat yang merintis menanam bibit mangrove sejak tahun 1986.

Diceritakan, seringkali air laut pernah masuk ke pemukiman warga Desa Lembung. Warga setempat pemilik tambak jebol dihantam ombak, "Tambak milik orang-orang jebol semua dan air baru surut empat hari setelah kejadian," kenangnya.

Pantai Ekowisata Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)
Pantai Ekowisata Mangrove Lembung (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)

Perjalanan Pak Slaman dalam melestarikan mangrove berliku, banyak tantangan dan hambatan dari masyarakat. Mayoritas masyarakat pada saat itu tidak mendukungnya, tidak mengerti tentang pentingnya tanaman mangrove.

Seperti diketahui warga sudah terbiasa pencari kerang lorju di pesisir pantai Lembung. Kalau pantainya ditanam pohon bakau (mangrove) dikhawatirkan tidak bisa lagi mencari kerang.

Mangrove Lembung merupakan Kawasan Bernilai Konsentrasi Tinggi luas: 25 Ha (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)
Mangrove Lembung merupakan Kawasan Bernilai Konsentrasi Tinggi luas: 25 Ha (Sumber: Foto/Dok.Pribadi)

Pada tahun 1986 luas hutan mangrove kisaran 19 hektare dan sekarang ini mencapai 25 hektare setelah dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Hijau.

Wisata ini dikembangkan dengan konsep edukasi difasilitasi oleh pengelola berupa jembatan jalan setapak sepanjang 200 meter dan beberapa gazebo di tengah hutan mangrove. Lebih lanjut tempat wisata mangrove ini dijadikan kajian saat ada pengunjung.

Saat ini ada sekitar puluhan ribu tanaman meliputi 10 jenis mangrove dan pengunjung bisa mempelajari jenis-jenis mangrove dan cara melestarikan lingkungan mangrove.

Pengunjung juga bisa refreshing, edukasi juga dapat. Setiap jenis tanaman mangrove diberi nama dan manfaatnya. Destinasi wisata edukasi ini layak dikunjungi bagi generasi muda, peneliti dan akademisi yang peduli melestarikan hutan mangrove.

Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

Saya termasuk paling suka melihat hutan bakau (mangrove), apabila ke pantai selalu yang kulihat dulu adalah pohon bakau (mangrove) apakah ada atau tidak, kalau ada berapa luas atau rapatnya pohon bakau.

Rasanya ingin ikut menjaganya dan melestarikan pohon bakau itu, tidak mati atau dirusak orang demi kepentingan ekonomis. Sebab dengan melestarikan pohon bakau (mangrove) berarti kita menjaga alam dari kerusakan, dan menjaga habitat di sekitarnya, serta kualitas air dan udara.

Kecintaan terhadap hutan mangrove saya pun menulis tentang "Melestarikan Hutan Mangrove". Dalam buku itu saya sebutkan fungsi dan manfaat hutan mangrove secara singkat (pointer) berikut ini.

  • Mencegah Perembesan Air Laut ke Daratan atau Intrusi, Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan. Kerusakan ini jelas tidak hanya berdampak kepada manusia, tetapi juga makhluk lainnya.
  • Mencegah Erosi dan Abrasi. Dari sisi keamanan garis pantai, hutan mangrove dapat menghambat laju abrasi yang saat ini banyak pantai tergerus oleh ombak laut karena tidak ada lagi pertahanan yang kokoh di tepi pantai.
  • Penyerap Emisi CO2 dan Penghasil O2. Dari beberapa fungsi hutan mangrove atau bakau paling esensial adalah kelangsungan hidup kita adalah fungsi hutan mangrove sebagai penghasil oksigen (O2) dan penyerap karbondioksida (CO2) serta sebagai pencegah abrasi pantai. Apabila hutan mangrove rusak, kita tidak dapat bayangkan kerugian bagi kehidupan kita.
  • Tempat Beberapa Jenis Hewan. Hutan mangrove menjadi habitat bagi beberapa jenis makhluk hidup dan organisme. Ketika hutan mangrove hilang dan mengalami alih fungsi lahan, makhluk hidup dan organisme yang menghuninya akan terancam punah dan hilang.
  • Menjaga Kualitas Air. Manfaat hutan mangrove berikutnya adalah mampu menjaga kualitas air. Termasuk dari limbah dan logam-logam berbahaya. Mangrove memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan logam berat dalam jaringan tubuhnya, seperti daun, batang dan akar, yang terbawa dalam sedimen. Sebagian sumber hara ini diperlukan proses metabolisme.
  • Disamping itu mangrove juga memiliki kemampuan biofilter. Biofilter adalah manfaat hutan mangrove dalam upaya untuk menyaring, mengikat, serta memerangkap polusi di alam bebas berupa kelebihan sedimen, sampah, dan limbah buangan rumah tangga lainnya. Alhasil, kualitas air akan turut meningkat. Salah satu spesies mangrove yang memiliki kemampuan menyerap logam berat adalah Api-api (Avicennia marina). Pohon ini mempunyai kekuatan penanggulangan materi toksi lain, seperti melemahkan efek racun melalui pengenceran dan ilusi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun