Terlihat pantainya bagus, berpasir putih sedikit kemerahan, air laut pasang gelombang laut cukup tinggi menerjang bibir pantai yang sudah terpasang beton bundar berjajar berfungsi penahan gelombang.
Tarif masuk wisata pantai ini dipungut Rp. 5.000,-/orang, tiket masuk murah meriah lumayan tidak menguras uang belanja di tempat wisata.
Hampir satu jam di pantai itu, kebanyakan teman-teman berfoto ria foto bareng, selfi di bibir pantai, dan di spot-spot yang menarik yang ada bandulan tepi pantai, kursi panjang menghadap pantai langsung, duduk-duduk gazebo sambil menikmati minuman es degan.
Setelah menikmati pemandangan pantai dan laut yang luas kebiruan ini dilanjutkan menuju ke hutan mangrove yang jaraknya tidak sampai 500 meter dari Paseser Jumiang. Teman-teman pun setuju, lalu naik Elf.
Ketika tiba di kawasan Mangrove merupakan salah satu obyek wisata Pamekasan menarik dikunjungi. Sayangnya, menuju kawasan wisata Mangrove mobil tidak bisa masuk langsung menuju Ekowisata Mangrove Lembung. Pengunjung harus jalan kaki sekitar 500 meter.
Kami melintasi pematang tambak yang hanya bisa dilewati sepeda motor, roda empat tidak bisa masuk. Berjalan di siang hari panas yang menyengat ini tak menyurutkan menuju hutan mangrove.
Teman-teman bergerak menuju Ekowisata Mangrove Lembung. Namun, sebagian di antaranya balik tidak melanjutkan karena tidak tahan panas berjalan 500 meter.
Masuk kawasan obyek wisata ini dipungut Rp. 5.000,- per orang. Penjaga kawasan ini dijaga seorang wanita setengah baya bernama Sunsiyah. Ia termasuk dalam pengurusan/pengelolaan Ekowisata Mangrove Lembung.
Saya ngobrol langsung dengan ibu Sunsiyah, dan beliau menyambutnya dengan ramah dan senang hati menceritakan berdirinya Ekowisata Mangrove Lembung pada tahun 2019 terletak di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan.