Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Susahnya Manusia Disuruh Bertahan Hidup

12 Januari 2021   09:26 Diperbarui: 12 Januari 2021   19:07 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ayosemarang.com

Sudah menjadi ketetapan alamiah bahwa jika ingin bertahan hidup maka semua mahluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan alam. Jika tidak dia akan pelan-pelan menuju kepunahan (mati).

Soal bertahan hidup itu sendiri tidak harus menjadi pemuncak piramida dalam rantai makanan. Sebab tantangan di alam tidak melulu soal memangsa atau dimangsa. Lebih dari itu, ada bencana alam, wabah penyakit dan kecelakaan.

Manusia sendiri karena pengetahuannya berkembang menjadi pemuncak piramida kehidupan. Dia bisa "mengendalikan" dan "merekayasa" alam untuk kepentingannya. 

Telah pula menciptakan beragam teknologi di semua aspek kehidupan manusia sebagai alat untuk membantu manusia "memenangkan" kehidupan.

Dalam berbagai hal manusia memang sukses menaklukkan alam. Bahkan mengeksploitasi untuk kepentingan dirinya. Tetapi, manusia lupa pelan-pelan dia didominasi alat bantu dan kemampuan mandiri manusia sebagai mahluk hidup karena tidak pernah digunakan pelan-pelan mengalami degradasi.

Soal melahirkan misalnya. Semua dokter kandungan pasti menyarankan ibu melahirkan secara normal, berjuang melawan rasa sakit untuk melahirkan bayi. 

Namun, apakah ibu-ibu muda sekarang sepakat dengan itu? Untuk apa melawan rasa sakit kalau ada yang lebih praktis. Belum lagi adanya keinginan untuk melahirkan pada tanggal-tanggal cantik tertentu. Keinginan itu misalnya terakomodasi dalam tekonologi operasi cesar atau bayi tabung.

Menarik mengamati cara memetik kelapa atau menyadap nira. Manusia bisa melatih monyet untuk memetik kelapa atau menggunakan tangga untuk menyadap nira. 

Pada satu sisi itu mempermudah manusia tapi pada sisi yang manusia pelan-pelan kehilangan kemampuannya memanjat karena tidak mempergunakan kemampuan itu, tidak dilatih dan tidak diwariskan lagi.

Ada banyak kemampuan manusia yang sudah hilang dan akan hilang digantikan alat bantu. Saya khawatir suatu saat manusia akan mengalami "degradasi" soal kemampuan berbicara langsung dengan orang lain digantikan oleh alat komunikasi pabrikan.

Lebih menarik lagi, penguasaan alat didominasi oleh pemilik modal. Artinya orang untuk menggunakannya harus mengeluarkan uang. Pada satu sisi ada degradasi kemampuan mandiri individu pada sisi yang lain untuk menggunakan alatnya harus mengeluarkan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun