Dengan adanya kemampuan berpikir secara kritis maka seseorang dapat membedakan mana yang benar atau yang salah berdasarkan akal bukan hanya aturan. Para pengajar di sekolah bisa memberikan materi-materi ringan agar siswa dapat menganalisis suatu perbuatan dapat dikatakan korupsi atau tidak.
Misalnya, minta pendapat mereka tentang 'menerima hadiah kecil dari pejabat apa itu korupsi?' melalui jawaban-jawaban dari pertanyaan itu, pengajar atau guru dapat mengukur apakah siswanya sudah memahami tindakan apa saja yang masuk ke dalam kategori korupsi.
- Thumos (semangat moral/ kehormatan/ harga diri)
Fungsi dari Thumos sendiri adalah sebagai sumber keberanian, kehormatan, kemarahan, terhadap ketidak adilan, dan dorongan untuk menegakan nilai.
Pada pendidikan anti korupsi, Thumos ini berarti menumbuhkan semangat keadilan, keberanian untuk menolak korupsi dan rasa malu terhadap perilaku tidak jujur. Di sisi lain, juga dapat mendorong integritas pribadi dan kolektif.
Contoh metode yang bisa dilakuka, seperti pemodelan tokoh, kampanye sosial, penguatan nilai lewat budaya sekolah. Contoh aktivitas yang dapat ditiru adalah menyusun kode etik mahasiswa yang anti gratifikasi atau menceritakan tokoh bangsa yang menolak suap.
- Epithumia (Keinginana tau nafsu)
Fungsi Epithumia adalah dorongan terhadap kesenangan dan kebutuhan jasmani atau material. Sementara pada pendidikan anti korupsi Epithumia harus dikendalikan oleh Logos dan disiplinkan oleh Thumos, bukan dihilangkan.
Siswa di sekolah bisa diajarkan untuk mengenali dorongan materialistic dan memahami bahayanya bila tidak terkontrol atau keserakahan. Sebab, tindakan korupsi tumbuh dari ketamakan yang tidak terkontrol.
Contohnya, refleksi yang bisa dilakukan adalah 'apa motivasi orang melakukan korupsi?' diskusi tentang gaya hidup sederhana versus konsumtif di media sosial.
Bagaimana tujuan akhir Paideia Platon? (HOW)
Konsep ini menekankan pada keseimbangan jiwa sebagai tujuan akhir pendidikan. Paideia menurut Plato bertujuan untuk mencapai keseimbangan tiga bagian jiwa:
 - Logos (Rasio): Bagian jiwa yang rasional, yang mengarahkan dan menentukan tindakan berdasarkan logika dan akal sehat.