Mohon tunggu...
eka widea
eka widea Mohon Tunggu... -

hidup adalah pilihan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sekaten di Kota Batik

31 Januari 2015   03:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:04 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain terkenal dengan batiknya, kota Solo juga dikenal dengan kota yang masih memegang erat tradisi dan budaya Jawa yang diwariskan oleh para leluhur, tidak heran bahwa setiap tahun selalu ada acara budaya yang sayang sekali untuk dilewatkan. Salah satu warisan budaya yang masih tetap dipertahankan hingga saat ini adalah SEKATEN. Upacara sekaten Solo yang sudah menjadi tradisi tahunan kembali di gelar pada tanggal 27 Desember 2014 sampai tanggal 3 Januari 2015. Rangkaian perayaan sekaten ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. di alun-alun utara Keraton kesunanan Surakarta. Selain kota Solo ternyata tradisi sekaten ini juga di selenggarakan di kota Yogyakarta di tanggal yang sama. Berbagai rangkaian acara diselenggarakan untuk memeriahkan sekaten Solo. Berikut adalah rangkaian acara dalam sekaten Solo: 1.    Jamurd Surakarta 2.    Pembukaan a)    Serah terima gamelan sekaten b)    Upacara pembukan sekaten 3.    Lomba-lomba: a)    Dakwah, kaligrafi, muadzin b)    Festival al-Barzanji Putri ke-XVII 4.    Festival Madram ke-XVIII 5.    Jamuri Surakarta 6.    6. Pengajian ba’da Maghrib dan Isya’ serta pembacaan kitab al-Barzanji 7.    Penutupan a)    Kembalinya gamelan sekaten ke keraton Surakarta b)    Upacara hajad gunungan sekaten Selain rangkaian upacara dan tradisi, diramaikan juga oleh pasar malam yang hanya muncul pada saat sekaten saja. Pada hari pertama perayaan sekaten, diawali dengan dikeluarkannya dua buah gamelan, gamelan tersebut bernama Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari. Selama perayaan sekaten selama satu Minggu, Kyai guntur Madu dan Kyai Guntur Sari  di tabuh secara bergantian. Puncak perayaan sekaten ditandai dengan Grebeg Mulud,  yang ditandai dengan keluarnya Gunungan Jaler dan Gunungan Estri. Sepasang Gunungan itu merupakan suatu bentuk selamatan yang dilaksanakan oleh pihak keraton agar terhindar dari segala macam bahaya. Pelaksanaan selamatan  gunungan merupakan perwujudan rasa syukur Raja terhadap Allah SWT atas semua anugrah yang telah dilimpahkan selama beliau memerintah.Gunungan tersebut disusun dari sejumlah hasil buni terbaik dan berkualitas yang terdapat dari wilayah kota Solo. Hasil bumi tersebut bisa berupa sayuran hijau, buah segar, kacang-kacangan dan hasil bumi lainnya. Gunungan tersebut nantinya akan diarak dan dibawa ke Masjid Agung Keraton. Sebelum diarak keluar, gunungan sudah didoakan di dalam keraton. Hal inilah yang membuat masyarakat berbondong-bondong memperebutkan gunungan tersebut, karena masyarakat percaya bahwa gunungan ini bisa membawa berkah dan rezeki bagi yang mendapatkannya. Upacara sekaten ini merupakan perpaduan unsur tradisi dan religi, ini juga merupakan bentuk sinkretisasi antara tradisi pra Hindu, Hindu, dan Islam. Mengingat acara sekaten ini adalah warisan budaya turun menurun yang penuh makna, maka tradisi ini harus terus dijaga dan dilestarikan. Selain nilai budaya yang dapat diambil manfaatnya acara tradisi sekaten juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke kota Solo. So jagan ketinggalan menyaksikkan sekaten di Solo guyss...  Author: Eka Widea Putri Diambil dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun