Tujuh tahun yang lalu.
Kusapa satu persatu teman satu ruangan denganku. Bersalaman dengan pria-pria itu membuatku makin menyukai aroma persaudaraan yang tercipta di kantor ini. Perusahaan yang sempat kubenci karena menempatkanku jauh dari kota kelahiranku. Bahkan jauh meninggalkan tunanganku. Padahal hubungan aku dan kekasihku itu baru saja diresmikan dengan pertunangan. Masa-masa berdua indah bersama terpaksa kukubur beserta lembaran masa depanku di perusahaan ini.Â
"Wew...ada undangan lagi. Musim kawin ini yak. " kataku sembari mengambil undangan berwarna biru di mejaku.
Reno, seniorku yang satu ruangan denganku tetiba sudah berada di belakangku, menepuk bahuku pelan.
"Siapa nih yang kawin?" tanyaku.
"Oo...itu Ilham" jawab Reno.
"Oh ya...Mas Ilham yang orangnya pendiam dan  kaku itu, ada juga cewek yang mau sama dia" selorohku.
Dulu aku dan Ilham bekerja di divisi yang sama. Kami bekerja di lapangan, namun sejak setahun terakhir aku sudah ditempatkan di kantor. Bukan di lapangan lagi seperti dia. Setahuku Ilham juga tidak pernah memiliki kekasih. Bagaimana bisa lelaki yang kaku, pendiam, introvert seperti dia bisa menarik hati perempuan.
"Lho kamu nggak tahu dia nikah sama siapa?" Reno berbalik tanya padaku.
Aku menggeleng. Mana bisa aku menebak. Aneh-aneh saja Reno ini. Kecuali...
Kubuka lembaran undangan warna biru yang berjudul 'Ngunduh Mantu'. Mataku terpaku pada satu nama. Nama yang tak pernah asing bagiku. Bahkan nama yang selalu muncul di dalam otakku. Perempuan yang pernah hadir dan selalu menemani hariku. Perempuan dengan tawa nya yang khas, cerianya, bahagianya, bahkan bayangannya pun enggan pergi dari mataku. Apakah aku sudah salah membaca undangan ini. Mungkin saja ini perempuan lain yang namanya sama dengan perempuan itu. Bukankah nama perempuan itu terlalu pasaran. Jika mengetik nama panjang perempuan itu di mesin pencari Google pastilah ada deretan panjang nama yang sama. Tapi, jika ini bukan perempuan yang ada di benakku mengapa pula Reno mendekatiku dan  menepuk bahuku. Bukankah itu seolah menenangkanku. Jadi perempuan calon istri Mas Ilham adalah....