Embun tak pernah meratapi pagi.Â
Meskipun setelah bertengger di pucuk-pucuk daun, Â dirinya akan menguap begitu saja.Â
Embun tak pernah marah pada sang mentari.Â
Yang membuatnya hilang tak berbekas.Â
Bagi embun memang sudah takdirnya begitu
Hanya kemaafan yang membuatnya bertahan.Â
Memaafkan pagi
Memaafkan mentari
Memaafkan hati
===
Jam dinding rumahnya telah menunjukkan pukul sembilan malam. Â Biasanya lelaki bernama Bian akan menyapanya. Â Lewat pesan whatsapp Bian kerap menanyakan kabar dan kegiatannya seharian.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!