Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memasuki Masa Quarter Life Crisis, Mengapa Lebih Sulit Bahagia dan Kini Ada Standarnya?

30 Maret 2023   21:45 Diperbarui: 31 Maret 2023   20:12 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah mengapa, lingkungan sekitar kerap kali mentargetkan bahagia itu seperti ini. Bahagia itu apabila hidup sukses sesuai standar masyarakat.

Anggapan ini kerap kali membuat pelaku utama gerah dan kuping jadi panas. Namun, membalas dengan ucapanpun tidak akan menyelesaikan masalah. Lantas gimana cara menghadapinya?.

Yap, self-acceptence. Menerima segala kekurangan diri apa adanya dan bersyukur dengan yang dimiliki adalah kunci utama menemukan kebahagiaan. 

Meskipun demikian, self-accpetence tidak dapat dinormalisasikan sebagai sebuah perilaku malas upgrade diri. Self-acceptence adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang dimiliki. 

Misalnya, saya seharusnya bersyukur meskipun tidak memiliki gaji dua digit tetapi saya sehat fisik dan mental. Gaji saya cukup untuk membiayai kebutuhan dan belajar hal baru. Saya akan berusaha lebih keras menjadi pribadi yang lebih baik. 

Mengetahui keterbatasan, mencoba memperbaiki atau mencari alternatif lain, dan tidak membandingkan dengan orang lain adalah wujud penerimaan diri yang seutuhnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun