Mohon tunggu...
Eka Purwanto
Eka Purwanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - menulis itu hobi

penulis lepas sejak tahun 1998

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Makan atau Mati, Simalakama Covid-19

18 September 2020   23:25 Diperbarui: 18 September 2020   23:39 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mati itu sebuah keniscayaan. Semua orang pasti menghadapinya. Bukan urusan mau atau tidak mau. Itu aturan gusti Allah, sang pencipta jagat raya dan seisinya. Termasuk kita manusia,  makhluk yang dicipta paling sempurna. "Qullu nafsin dza ikatul mauut".

Sekarang ini ada kematian cara baru. Mungkin inilah kematian yang paling ditakuti. Diseruduk makhluk super halus.  Namanya virus  Corona. Dinisbath juga dengan nama Covid19.

Konon mahluk tak kasat mata itu  menyebrang dari dataran China awal tahun 2020. Di sana si Covid "menyebabkan "  malaikat Izrail mencabut sekitar 4600  nyawa manusia.

Di Indonesia  sudah lebih dari 9200 orang meregang nyawa karena tenggorokan dan paru-parunya digerogoti virus itu.

Angka kematian di negeri ini telah melampaui  angka kematian di negeri Tirai Bambu, negeri yang katanya mengimpor virus Corona. Padahal jumlah penduduk China  hampir  10 x dari penduduk nusantara.

Semua orang miris . Kita, rakyat dan pemerintah miris. Upaya penanggulangan nyaris tidak ada hasil. Angka paparan dan kematian setiap hari terus merangkak naik.

Upaya itu dilakukan mulai dengan kampanye 3 M. Memakai cadar alias masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan serta tinggal di rumah saja.

Para pegawai Negeri maupun swasta  diminta untuk Work From Home. Bekerja dari rumah. Ada efek samping yang dikabarkan cukup menarik.

Katanya angka kehamilan meningkat tajam ketika para pegawai  ber WFH. Dari kota Tasikmalaya misalnya dikabarkan selama Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) jilid I terjadi 1.350 kehamilan. Terjadi lonjakan 3 kali lipat dari biasanya.

Rupayan ada "doble gardan"  yang terjadi. Selain mengerjakan pekerjaan kantor, mereka juga sekaligus rajin menggarap pekerjaan rumah. Memanfaatkan waktu luang.

Upaya yang dilakukan belum juga berhasil menghalau sang virus. Angka paparan di Indonesia dalam hari-hari terakhir ini telah menyentuh  3 ribu orang per hari. Diantara korban meninggal yang 9.200 itu terdapat 115 orang dokter dan 65 tenaga medis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun