Mohon tunggu...
Ei Pratama
Ei Pratama Mohon Tunggu... -

cuma sampah berserak yang dihembusi angin, digelungi dingin, dibaluri hening.. .

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kudakuda Cacat

14 Desember 2011   16:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Harihari bisu, ruamruam pilu. Terpantul dalam peluh yang bercampur dalam kolamkolam nelangsa. Peluhpeluh saya, anda, kita, kalian, dan mereka?!. Segerombol kudakuda cacat yang tersengal di tengah arena, terseok pusara, menepi tanpa kuasa. Begitupun malaikat miskin kota yang tersegel kertas berlambang garuda, angka oh angka. Gerobak, keruntung, asongan, buruh lepas, tak lupa penjaja mahkota. Memintal helaihelai semangat sekuat baja, demi nyawa. Menyeduh doadoa dalam poci segunung pinta. Berjuta bahasa, sengsara sama. Saya, anda, kita, kalian, dan mereka?!. Menenggak serapah sekedipan mata, mandi peluh tak kadang darah. Hidup dalam pasungan dasidasi penggadai negri. Kamilah kudakuda yang wajib kalian habisi!. Jika pun Tuhan menyelamatkan, dari tepi kan kami lantangkan… “MATILAH!” teruntuk kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun