Mohon tunggu...
Egia Astuti Mardani
Egia Astuti Mardani Mohon Tunggu... Guru - Pejalan

Pendidik yang Tertarik pada Problematika Ummat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mantap! Napi Koruptor Dapat Kado Bebas Bersyarat, Rakyat Dihadiahi Hidup Susah, Bagaimana Kita Berbenah?

16 September 2022   12:43 Diperbarui: 16 September 2022   12:49 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Michal Matlon on Unsplash 

Banyak pihak mengkritik fenomena napi koruptor ramai-ramai diberi kado bebas bersyarat. Menurut KPK, tindak korupsi adalah kejahatan luar biasa yang harus ditangani secara ekstra.

KPK juga mendesak danya kebijakan yang berefek jera bagi napi koruptor seperti pidana pokok dan tambahan, pencabutan hak politik, hingga perampasan aset koruptor untuk memulihkan kerugian negara.

Meski banjir kritik, pemerintah mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Menkopolhukam Mahfudz MD misalnya, mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa mengintervensi pembebasan bersyarat yang merupakan putusan majelis hakim atau pengadilan.

"Kalau sudah hakim berpendapat, bahwa hukuman yang layak seperti itu, ya kita tidak bisa ikut campur," ujar Mahfudz.

Photo by Farel Yesha on Unsplash 
Photo by Farel Yesha on Unsplash 

Pembebasan bersyarat puluhan napi koruptor terasa semakin 'menyakitkan' karena terjadi bersamaan dengan pengurangan subsidi BBM untuk rakyat.

Meski menurut pemerintah pengurangan subsidi BBM dimaksudkan agar subsidi lebih tepat sasaran serta anggaran subsidi BBM disebut membebani APBN, dampak kenaikan BBM sungguh dirasakan rakyat secara umum.

Pasalnya, ketika harga BBM yang naik, yang lain-lain pun ikutan naik. Mulai dari tarif ojol, tiket bus AKAP, dll. Semua naik, kecuali gaji bulan yang segitu-gitu saja.

Kepercayaan Rakyat Semakin Terkikis

Jangan salahkan rakyat jika kepercayaannya pada pemerintah lambat laun terkikis.

Pasca pengumuman kenaikan harga BBM, rakyat berduyun-duyun menggelar unjuk rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun