Mohon tunggu...
Ega Ariyanti
Ega Ariyanti Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa-biasa saja

Terima kasih atas partisipasi pembaca! Mohon kritik dan saran supaya penulis bisa lebih baik lagi :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kita Tidak Bisa Memilih Bertemu dengan Siapa tetapi Kita Bisa Memilih dengan Siapa Kita Berteman

20 Mei 2019   03:42 Diperbarui: 20 Mei 2019   03:48 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Uskut, maksudnya adalah diam, bahasa arab.

Sepulang sekolah, Rani pergi ke Pesantren Nurul Huda dan sudah di tunggu ustadzah Hanim disana.

Kemudian mereka masuk ke kantor TU pesantren tersebut dan mengisi formulir pesantren kilat.

"Ustadzah harap kamu betah disini. Bismillah ya, semoga istiqomah. Kamu tetep bisa sekolah kok. Nanti bisa diantarkan mobil pesantren atau naik angkot. Sebentar lagi juga libur kan?" Kata ustadzah.

"Nggeh ustadzah."

Tak terasa sudah dua minggu Rani di pesantren dan tampak jelas perubahannya. Kini ia mengaji meskipun masih terbata-bata. Tetapi ia tidak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha.

"Alhamdulillah ya Ran, sekarang ngaji kamu lumayan bagus. Bacaan sholat mu juga sudah bagus. Ustadzah harap bisa ditingkatkan lagi ya nak." Kata ustadzah Hanim.

Ustadzah Hanim mengajar di Pesantren Nurul Huda, jadi beliau sendirilah yang mengajar dan melihat seberapa jauh perkembangan Rani.

Kini senyum Rani selalu memancar aura yang tak biasa.

"Ustadzah, selepas hari raya, saya mau meneruskan mondok saja. Saya senang disini, banyak yang mengajarkan saya banyak hal. Serta hati saya tenang sekali. Dulu, saya selalu menyalahkan orang tua saya atas apa yang terjadi pada saya. Sekarang saya tau, mereka melakukan ini untuk saya. Saya harus tetap berfikir positif." Kata Rani.

"Iya nak, Alhamdulillah."
Kemudian ustadzah memeluk Rani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun