Mohon tunggu...
Ega Edva
Ega Edva Mohon Tunggu... Guru - Blog Pribadi

Dengan belajar kau bisa mengajar, dengan mengajar kau bisa faham Special Education🌟

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Perempuan Perokok Berarti Tidak Bermoral, Atau Hanya Konstruksi Budaya?

13 Desember 2018   15:48 Diperbarui: 13 Desember 2018   16:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perokok, kacamata masyarakat mengatakan perokok memiliki gaya hidup yang tidak sehat, tidak menyayangi diri sendiri, dan menganggu orang-orang disekitar. Terlebih yang menjadi perokok ini perempuan. Autohujat pasti. Ketika masyarakat sudah mengkonstruksikan budaya tentang gender. 

Saat melihat laki-laki memegang rokok, menghisap, menikmati setiap hembus nafas yang dikeluarkannya , pasti pandangan masyarakat sudah biasa. Toh 'laki-laki' katanya sudah wajar kalau begitu. 

Lalu bagaimana ketika si perokok ini perempuan? berbagai macam pro dan kontra dan pandangan macam-macam berdatangan. Ada yang beranggapan bahwa peempuan yang merokok bukanlah perempuan baik-baik, pendapat lain mengatakan perempuan yang merokok tidak dapat dijadikan sebagai istri yang baik karena nanti tidak bisa menjadi role model untuk anak-anak. Sebagian beranggapan kalau perempuan itu lemah, merokok bukan buat orang yang lemah seperti perempuan. 

Namun, dari sekian banyak penolakan terhadap perempuan yang merokok ternyata ada juga yang menyukai perempuan perokok. Mereka beralasan "merokok ya merokok saja , toh itu hak dia, saya juga tidak keberatan ketika melihat perempuan merokok".  Kata salah satu narasumber.

Menyambung dari salah satu pendapat yang diatas, Sebenarnya terkait dengan role model bagi anak-anak, apakah yang menjadi role model dalam suatu keluarga hanya perempuan? lalu bagaimana tugas laki-laki? apakah laki-laki boleh berbuat tidak bermoral karena ia bukan role model dalam keluarga? tentu tidak, semua memiliki tugas dan porsi yang sama untuk menjadi role model dalam keluarga.

Selain itu, tentang peluang kematian , baik itu perokok laki-laki maupun perempuan sama-sama berpeluang mati karena rokok. Lalu kenapa harus ada perbedaan cara pandang antara perokok laki-laki dan perokok perempuan? Katanya merokok memang tidak baik bagi kesehatan dan selalu memiliki stigma dimata masyarakat. Tetapi kenapa laki-laki merokok dikatakan baik-baik saja, dan ketika perempuan yang merokok pasti langsung dipandang kalau ia bukan perempuan yang bermoral? Lalu ada apa dengan diri kita ini?

Budaya dan pemahaman masyarakat telah menkonstruksi alam sadar kita sejak turun menurun. Bagaimanapun pro dan kontra, setuju atau tidak setuju dengan hal ini, atau bahkan bermimpi untuk menghapuskan konstruksi pola pikir tentang hal ini, rekonstruksi akan melahirkan konstruksi-konstruksi pemikian yang sama dan tidak bisa serta-merta hilang di jagad masyarakat dunia.

Lalu harus bagaimana?

Ya mau bagaimana lagi, kita semua harus tahu , konstruksi tidak akan dapat dihilangkan karena budaya akan melahirkan dan melanjutkan keturunannnya serta bergerak cepat melebihi kemampuan pemikiran yang ada. Kitapun harus memahami esensi dari perbuatannya yang telah dilakukan, misal perempuan merokok di tempat umum, tentu si perempuan ini harus memperhatikan esensi dari apa yang dia perbuat. Ketika perbuatan ini layak, lanjutkan. 

Ketika perbuatan ini menimbulkan stigma dan kemudharatan , kenapa masih di teruskan? Karena kita hidup di dunia bukan untuk diri sendiri. Toh kita hidup juga bukan di bumi kita sendiri, sehingga tiada apa-apalah misalkan sampai mati kita terkubur dalam pengaruh konstruksi budaya. 

Dengan catatan budaya yang membawa kemaslahatan bersama. Karena manusia ada juga karena budaya, dan budaya ada juga karena manusia. Ketika tidak ada budaya, maka tidak akan ada lagi manusia yang berbudaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun