Sebaliknya di Facebook atau Twitter, kelompok konservatif tidak leluasa untuk menuliskan postingan dan akan ditangguhkan. Bahkan, Twitter tidak segan-segan menangguhkan akun Donald Trump meski dia menjabat sebagai Presiden di tengah tensi politik Pilpres AS.
Puncaknya adalah kerusuhan di Capitol Hill. Parler dianggap kurang melakukan moderasi sehingga banyak postingan di aplikasi mereka dengan konten menghasut untuk melakukan kekerasan di Capitol Hill.
Menanggapi kerusuhan tersebut, Apple menangguhkan Parler dari App Store pada 9 Januari walaupun saat itu aplikasi ini menempati urutan pertama di App Store.
Diizinkan kembali di App Store asalkan mengubah kebijakan moderasi
Dihapuskannya Parler di App Store memberikan pengaruh signifikan terhadap peforma aplikasi. Menurut data Sensor Tower data yang dipublikasikan Reuters, Parler telah dipasang setidaknya 10,8 juta kali secara global di App Store.
Jika ingin kembali ke App Store, Parler harus mengubah kebijakan moderasinya. Apple ingin semua aplikasi di App Store adalah aplikasi yang aman dan terpercaya.
Ini berbeda dengan kebijakan Parler yang menolak memblokir ujaran kebencian karena menganggap hal tersebut sama dengan sensor yang totaliter.
Akan tetapi, Amy Peikoff menyadari bahwa kerja sama dengan Apple adalah langkah penting sehingga berusaha untuk menemukan kesamaan antara perusahaannya dan Apple.
Apple menyetujui Parler kembali masuk di App Store
CNN Business mengabarkan bahwa tim Apple telah meninjau aplikasi Parler. Hasilnya, tim memberi tahu Parler bahwa perubahan yang diusulkan mereka sudah cukup.
Apple mengizinkan Parler kembali ke App Store bulan lalu setelah meninjau perubahan yang dilakukan pada platform.
Dalam kebijakan terbarunya, Parler versi App Store membuat kebijakan yang dapat memblokir postingan pengguna.