Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gemas Wacana Industri 4.0 dan Big Data tapi Wajib Fotokopi E-KTP

5 Maret 2021   02:18 Diperbarui: 5 Maret 2021   06:15 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengguna komputer. (Foto oleh cottonbro dari Pexels)

"Syaratnya? Berjuanglah dengan ilmu dan organisasi."

"Mengurai problem Indonesia dan membenahinya butuh ilmu. Dan ilmu terus berkembang. Yg berkembang di China, India, AS dan Eropa memengaruhi kita. Bisa nggak kita balik memengaruhi mereka untuk dunia yang maju dan adil? Ngaduk-ngaduk emosi sih gampang. Menyembuhkan lukanya susah."

"Indonesia itu Big Data. Untuk membenahinya butuh Sains Data. Ia menopang #KecerdasanBuatan dan butuh #RangkaiData (Blockchain). Sains Data basisnya 3V: Volume (ukuran), Variety (keanekaragaman hayati dan sosial) dan Velocity (kecepatan dan arah) Indonesia. Jawablah!"

Penjelasan data raksasa ini menarik perhatian praktisi teknologi informasi Ainun Najib. Ia memberikan tanggapan ke kolom komentar cuitan Budiman Sudjatmiko.

"Nggak faham mas Bud."

"Pada bagian yang mana kamu nggak paham?"

"Konteks peletakan 'big data', 'data science' di sini; kalau konteksnya pembenahan negara, yang lebih penting dan urgent itu Master Data (accurate, specific) bukan 'big data' (estimate, massive); 3V (atau 5V dst) itu kerangkanya "big data" bukan "data science", pun bukan 'basis'."

Ainun Najib yang juga penggagas website KawalCOVID19 kemudian melanjutkan jabaran mengenai big data dalam utasan terbarunya.
Menurutnya, big data hanya buzzword, istilah yang dibesar-besarkan.

"Big data hanyalah buzzword. Maret 2016, tepat 5 tahun lalu, saya bikin slides tentang 'Big Data' yang intinya saya bilang: 'Big Data' itu hanyalah buzzword, hanyalah hype, hanyalah istilah yang dibesar-besarkan sementara banyak yang tidak benar-benar faham dan perlu diluruskan."

"Yang benar, penting, esensial, adalah kemampuan mengambil keputusan yang terbaik -- baik oleh manusia (data science for human decision makers) dan oleh mesin (automation+AI/ML engineering). Most of the time tidak perlu 'big data', cukup 'small data'. 270 juta records itu small data."

"Permasalahan data di (bendera Merah Putih) dalam konteks ketatanegaraan, administrasi negara, kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat, yang urgent dan important itu membenahi Master Data Nasional: Data akurat dan spesifik per individu rakyat, bukan estimasi statistik ala 'big data'. Slidenya @KangSantabrata."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun