Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Demi Kemuliaan dan Tanah Air

28 November 2016   18:58 Diperbarui: 28 November 2016   19:05 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dengarlah, aku ingin berbagi kepadamu tentang kemanusiaan,” katanya kepadaku.

“Ibu, itu sudah berlalu. Sekarang, tidak mungkin kau mengatakan kemerdekaan lagi. Apalagi sampai kau memaksa kami untuk mengangkat senjata.”

“Aku mengerti itu semua. Tidaklah hatiku tenang kalau kau pun pergi.”

“Tapi...”

“Dengarlah, tak usah kau sanggah. Kau akan menemukan jawaban atas semua pertanyaanmu nanti.”

Sekarang, kututup hari-harimu dengan doa, sama seperti yang kauajarkan kepadaku ketika kau dan pejuang lain mendoakan ayah yang telah pergi selama-lamanya. Kepada anak-anakku, cucu-cucumu telah kuturunkan semua ceritamu, cerita tentang ayah. Beristirahatlah.

Sekarang, aku yang terbaring lemah. Masih kurindukan orang-orang. Mereka datang untuk berdoa kepadaku, kepada kita. Mereka datang tidak dengan emas, tidak dengan wewangian, tetapi dengan kerinduan untuk melihat kemuliaan manusia. Mereka bertambah banyak. Kupesankan kepada mereka, walau di persimpangan jalan, sapalah orang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun