Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesan Politik Puan Maharani dan Kepantasan sebagai Capres

23 Agustus 2021   13:27 Diperbarui: 23 Agustus 2021   13:55 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho Puan Maharani. Doc Dhanks

Narasi Kepak Sayap Kebhinekaan sebagai jargon yang dipilih Puan Maharani hendak memberi pesan nilai tentang Kebhinekaan, sebagai realitas Keindonesiaan yang  menyatukan bangsa ini. Ditengah adanya degradasi kebangsaan, maka pesan dari  jargon tersebut hendak mengingatkan pentingnya menjaga Kebhinekaan.

Adapun narasi Ketua DPR RI memberi dimensi pesan simbolik atas kapasitas Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Pemimpin Lembaga Negara yang mengatur hajat hidup rakyat Indonesia.  Puan hendak memberi pesan simbolik, bahwa seorang perempuan juga bisa memimpin Lembaga Negara yang terhormat. Sudah pasti bisa juga menjadi seorang Presiden.

Jargon Tematik Menarik Simpati

Saat sedang tugas kerja ke sejumlah desa belum lama ini, selain menemukan baliho dan spanduk Puan Maharani, saya juga mendapati poster Presiden Jokowi yang mengajak masyarakat untuk menjaga Prokes Covid19.

Poster tersebut terpampang di ruang publik, sehingga mudah terlihat dan terbaca oleh masyarakat. Pesan dari himbauan yang ada di poster langsung tersampaikan oleh publik untuk selanjutnya dipatuhi dan dijalankan.  

Dalam situasi Pandemi saat ini, narasi himbauan untuk melakukan Prokes tentu sangat efektif untuk membangun kesadaran publik akan pentingnya menjaga kesehatan. Juga akan menarik simpati publik ketimbang narasi yang tidak relevan dengan situasi Pandemi.

Himbauan untuk melakukan Prokes lagi gencar gencarnya dilakukan oleh semua stakeholder termasuk juga Presiden Jokowi. Apalagi disaat kurva yang terpapar mengalami peningkatan. Bahkan di salah satu warung kopi tempat biasa saya ngopi, ikut memasang spanduk dengan tulisan mencolok, "Anda Memasuki Kawasan Wajib Masker."

Tentu ditengah gencarnya narasi himbauan melakukan Prokes lewat alat peraga, kemudian ada baliho milik elit politik dengan jargon yang 'beda sendiri' di ruang publik, sudah pasti akan menghadirkan sikap skeptis di kalangan publik.

Ini juga yang berlaku buat baliho Puan Maharani dalam upaya menaikkan popularitas, kesukaan dan elektabilitasnya lewat instrumen baliho. Pemilihan jargon dengan narasi yang tidak tematik dengan kondisi kekinian, dapat menjadi batu sandungan untuk meraih simpati publik.

Yang dikuatirkan tentu saja adalah olahan rival politik yang melakukan kontra narasi guna mendegradasi kapasitas Puan Maharani. "Lagi situasi pandemi begini, cuma mau pencitraan. Mendingan bantu masyarakat yang lagi susah."

Padahal dari awal awal Pandemi, Puan Maharani dan PDI Perjuangan sudah melakukan kerja nyata membantu masyarakat dengan mendistribusi berbagai bantuan. Bahkan saat inipun kader Partai Moncong Putih terus melakukan aksi sosial dalam membantu masyarakat di masa pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun