Dengan konstituen yang tersebar di seluruh wilayah Sulteng dan jumlahnya sangat signifikan membuat Bartho menjadi figur geopolitik dalam Pilkada Sulteng. Harus diakui Hidayat Lamakarate cerdas merangkul Bartho sebagai Wakilnya menjadi pasangan kombinasi, karena potensi geopolitik tadi. Bukan semata potensi keterwilayahan timur dan barat.
Basis konstituen inilah yang turut mengantar dua kader PDI Perjuangan bisa bercokol di Senayan yakni DPR RI dan DPD RI. Romantika konstestasi 2019 lalu tentu masih membekas dan perlu mendapat sentuhan kembali oleh sosok Bartho dalam kapasitas sebagai balon Wakil Gubernur yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Kerja keras menyentuh konstituen dalam geopolitik Sulteng akan dan harus  dilakukan Bartho guna peran vote getter (Pengumpul suara); untuk pasangan Hebat. Ini tugas berat sekaligus peran kunci bagi sosok Bartho dalam konstestasi Pilkada Sulteng yang bakal berlangsung ketat dan biner.
Diyakini antusias konstituen atas kepastian majunya Bartho berpasangan dengan Hidayat tak kan terbendung. Juga majunya pasangan Hebat ini yang ditandai penyerahan rekomendasi PDI Perjuangan, pesannya akan segera menyebar ke seantero pelosok Sulteng yang semula ragu pasangan Hebat bakal berkontestasi dalam Pilkada Sulteng.
Keraguan kiini berganti optimisme. Instruksi Partai sudah dikeluarkan agar segenap kader, simpatisan, dan pendukung PDI Perjuangan bekerja untuk kemenangan pasangan Hidayat - Bartho. Saatnya semua komponen dan elemen Partai  melebur kembali dalam romantikanya kerja kerja perjuangan. Bersatu padu demi sebuah kemenangan.
Melebur bersama dengan konstituen yang bersimpati dan empati kepada pasangan Hebat. Yang menaruh harapan kelak pasangan ini akan berbuat yang terbaik dan terhebat untuk Sulawesi Tengah tercinta.
Selamat Berjuang, Merdeka.