Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Amerika dalam Situasi Terpuruk

2 Juni 2020   16:13 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:36 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal tanker Iran memasuki negara Venesuela. Doc Beritadunia.net
Kapal tanker Iran memasuki negara Venesuela. Doc Beritadunia.net

Sebagai tuan rumah yang baik, tamu adalah raja, membiarkan kapal Iran dicegat sama saja dengan menambah penderitaan. Pun bagi Iran membantu negara sahabat tidak boleh tanggung. Ditengah ancaman Amerika, Pemerintah Iran tanpa takut tetap mengirim lima kapal tanker berlayar mengarungi laut karibia hingga sampai di Venesuela. Tepat ditanggal 31 Mei, kapal tanker kelima Clavel tiba, setelah sebelumnya kapal Fortune, Forest, Foxon dan Petunia lebih dulu tiba. rakyat Venesuelapun mengucapkan terima kasih pada Iran.

Sementara di Kawasan Asia, ditengah konfrontase Negara Cina dan India atas sengketa perbatasan, Amerika terang terangan menyatakan dukungan pada India. Sikap Amerika memperkeruh situasi dan semakin memperlihatkan langgam berhadap hadapan dengan Cina dalam geopoltik Indo Pasifik, membuat Cina geram. Menteri luar negeri Cina Wang Yi bahkan menyebut Amerika bisa memunculkan perang dingin baru.

Akumulasi yang diawali dari polemik perang dagang, hingga provokasi Amerika yang terus mendiskreditkan Cina sebagai sumber pandemi corona, ditambah lagi dukungan pada India, membuat Cina semakin berani menghardik Amerika. "Selain kehancuran yang disebabkan oleh virus corona, ada juga virus politik yang menyebar di Amerika,," tutur Wang Yi pada jumpa pers tanggal 24 Mei lalu.

Sukarno saat berpidato. Doc  Padamunegerinews.com
Sukarno saat berpidato. Doc  Padamunegerinews.com

saat berpidato.Bisa jadi Cina belajar dari Venesuela dan Iran untuk tidak takut menghadapi gertakan Amerika. Karena sudah terbukti Amerika bisa melempem kalau digertak balik. Lebih lebih pada pusaran Indo Pasifik olahan proxy war (perang tapa bentuk) dimainkan Amerika dalam mendiskreditkan Cina sebagai dampak persaingan golbal dan ekonomi di kawasan Asia. Cina adalah sasaran tembak utama dari konsep Indo pasifik Amerika dan sekutunya dengan melakukan bebagai cara mengembosi sumber penghasilan negara tersebut.

Begitulah Amerika pada situasi pandemipun dan gejolak internal masih tetap melakukan 'gangguan' pada negara lain dan terus memicu ketegangan dunia. Suatu kebijakan yang oleh Sukarno sudah harus dihentikan saat berpidato tahun 1960. Ketegangan yang terus terbangun, membuat cita-cita Soekarno membangun dunia baru yang damai dan penuh persaudaraan belum bisa diwujudkan PBB hingga hari ini. "Suatu pelanggaran terhadap kedaulatan suatu bangsa merupakan suatu ancaman potensil terhadap kedaulatan semua bangsa," pesan Sukarno kala itu.

Seharusnya dengan berbagai masalah yang menimpa negerinya, Amerika bisa mengoreksi kebijakan politik luar negerinya untuk bisa berdamai dan saling menjaga keamanan dunia dengan negara lain. Namun melihat sosok Presiden Donald Trump yang keras kepala menghendaki Amerika mau berubah, rasanya seperti sedang bermimpi.

Dunia segera menjalani tananan New Normal setelah sekian bulan dibuat suram oleh pandemi corona, namun realitas ketegangan yang berpotensi terus muncul, maka New World yang damai harus ditunda dulu. "Dibanyak tempat terdapat ketegangan ketegangan dan sumber sumber sengketa potensial," kata Sukarno dari 60 tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun