Menghidupkan kembali fungsi masjid sebagaimana di masa Rasulullah bukanlah perkara mudah, namun bukan pula hal yang mustahil. Untuk itu dibutuhkan visi yang jernih, keberanian dalam bertindak, serta kebersamaan dalam mengemban amanah suci ini. Untuk itu, kita butuh pembaruan cara pandang. Masjid harus dilihat bukan sekadar bangunan, tetapi sebagai pusat kehidupan tempat berdenyutnya ruh, ilmu, dan amal.
Untuk menghidupkan kembali fungsi masjid seperti di zaman Rasulullah, diperlukan hal berikut:
Kepemimpinan masjid yang amanah dan terbuka.
-
Struktur organisasi DKM yang partisipatif.
Dana masjid yang dikelola profesional dan transparan.
Program masjid yang membumi dan menjawab kebutuhan zaman.
Keterlibatan pemuda sebagai penggerak, bukan penonton.
Rasulullah bersabda:
"Barang siapa membangun masjid karena Allah, maka Allah bangunkan untuknya rumah di surga". (HR. Muslim no. 533)
Namun membangun masjid bukan hanya soal mendirikan bangunan, tapi juga membangun fungsinya: menjadi rumah Allah yang hidup, yang menghadirkan manfaat dunia dan akhirat. Menghidupkan masjid bukanlah tugas ustadz atau pengurus DKM semata. Ini adalah amanah kolektif seluruh umat Islam. Karena masjid bukan hanya tempat untuk bersujud, tapi tempat lahirnya solusi, tumbuhnya harapan, dan bergeraknya umat.Â
Jika Anda adalah bagian dari DKM, aktivis muda, atau warga yang peduli, mari mulai bertanya: