Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tembus Pandang

16 Agustus 2019   14:50 Diperbarui: 16 Agustus 2019   14:56 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlalu menakutkan seperti pohon beringin tua yang menaungi lapangan kota saat malam tiba,atau fly over yang sedang mati lampunya,atau burung hantu yang sedang berkicau jelek mengejek kita

Lampu-lampu merkuri dan halogen lalu menyala,membuka semua tabir yang tersisa,pendaran kata di pikiran manusia,satu tanya,lalu hendak kemana semua akhirnya?

Tembus pandang sama menakutkannya dengan kegelapan dan kekelaman,semua berakhir dengan pertanyaan yang sama,lalu hendak kemana semua akhirnya?

Keduanya tidak bisa menjawab,tembus pandang atau kegelapan,berkutat dengan tidak menjawab,hanya alam,angin atau air mengalir yang akan memutuskan pada akhirnya,karena tembus pandang di pikiran berakhir sia-sia,katakan saja secara sederhana,aku tidak tahu jawabnya,kemudian melangkah pasti meninggalkan kebimbangan karena hati yang mendua

#puisianakmuda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun