Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menembus Jalan Buntu

21 Juni 2019   04:37 Diperbarui: 21 Juni 2019   04:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berhari-hari Sasha tidak bisa tidur,pertemuan tak sengaja itu menyebabkan satu hal,benih-benih yang ia pendam di masa kecil diantara mereka berdua muncul seperti pusaran badai tornado yang menghempaskan ,hampir menghempaskan semua keyakinannya pada arti prinsip dan kesetiaan.

Mereka berdua sama,tidak akan kemana-mana,bahkan ketika rasa sakit,rasa malu dan rasa berdosa itu lalu menyadarkaan satu hal,tidak akan menembus jalan buntu bagi mereka berdua,tidak akan.

Perasaan sesaat yang hadir,kekaguman yang datang kembali,kekuatan dan keteguhan masing-masing akan kecintaan pada keluarga,mengalahkan perasaan yang seperti kilat yang menyambar dan rasa malu membebani dirinya.

"Aku takkan menyusahkanmu,ku terlalu mengenalmu bahwa dirimu pernah menderita terlalu banyak dan aku senang dirimu bahagia bersama dengan keluargamu,aku sangat bahagia,satu hal aku tidak ingin menghancurkan semua yang telah kamu raih.Kita membuat kesalahan menyapa satu sama lain"

Ia menchat lelaki itu.

Tidak pernah ada jawaban atau balasan.Sasha bersyukur lelaki itu tidak berminat menghubunginya lagi,ia bersyukur sekaligus sedih harus kehilangan teman lamanya.

Sebulan  kemudian sebuah chatting masuk dari  orang tak dikenal dan Sasha terkejut dengan semua kalimat yang ada disitu.

"Mbakyu,saya mengenal mbakyu lewat suami saya,karena  suami saya menganggap mbakyu sebagai adik,saya perlu memberi tahu bahwa suami saya terkena stroke,saya tahu mbakyu dan suami saya pernah saling menyukai,tetapi dari cerita suami saya,saya tahu bahwa mbakyu tidak akan mengganggu kami,sekarang suami saya sudah tidak bisa apa-apa lagi,saya membaca tulisan -tulisan itu.Saya pikir saya telah keliru.Mohon doakan kesembuhannya"

Sasha tidak menjawab,tetapi menangis berhari-hari.Dirinya begitu kasihan pada pria itu dan hidupnya ,dirinya berasa ingin mati ketika mendengarnya sakit.Tetapi ia tahu persis tempatnya,ia tidak akan hadir untuk mengganggu,karena tidak pernah ada niat itu,ia tidak akan datang menjenguk,ia sudah memutuskan semua itu.Sebuah jalan buntu yang tidak akan ia lewati.Seperti sebuah sumpah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun