Demi aku, rela kau jegal siapapun demi kenaikan pangkatmu
Demi aku ,rela kau peras orang yang telah salah dan kau manfaatkan celah-celah itu untuk kantongmu
Demi aku ,rela kau ambil warisan sanak kerabatmu
Demi aku ,kau bilang aku tak butuh semua itu,tapi kau gasak semua proyek itu tanpa semua orang tahu
Demi aku,kau benci orang pamer segala sesuatu ,memangnya mereka mengambil uangmu?
Demi aku ,kau sobek slip gajimu hingga istrimu tak tahu berapa pendapatanmu
Demi aku ,kau rela berbaku hantam berebut penumpang di terminal itu
Demi kau,kau jatuhkan seorang wanita dari motornya karena kau ambil paksa kalungnya
Demi aku
Atau demi siapa?
Demi nafsu dan angkara murka
Akulah Tuanmu,aku akan menyeretmu hingga kami berlari terus padaku seperti mengejar bayangmu
Akulah Tuanmu,aku mengaturmu dan kau menunduk padaku
Aku Tuanmu saat kau lupa bersyukur dan terus menerus kurang tentangku
Demi aku kau sambangi panti asuhan itu,membagikanku
Demi aku,kau beri nenek tua  penjual sapu yang terseok di jalan kelelahan,dengan pas-pasan di dompetmu
Demi.aku,kau infak kan uang recehmu walau belanjaan tinggal seikat sayur bayam dan daun katu
Demi aku,dengan sedikit uang kudengar tertawa bahagiamu
Demi aku, kau tetap bersyukur dan berusaha menambah demi tabunganmu
Aku adalah hambamu,aku takluk padamu,aku diatur olehmu ,aku dikendalikan olehmu
Bukan salahku aku bisa menjadi tuan bengis bagimu
Bukan salahku aku bisa menjadi hamba tak berdaya untukmu
Bukan salahku
Tapi salahmu mau mengikuti yang lainnya hingga kau jadi budakku
Bukan salahku pula ,kau punya pendirian dan rasa syukur serta logis menghadapi kesulitanmu tentang diriku
Aku adalah Uang
Aku hanya selembar kertas
Camkan itu.