Kuingat masa dulu,kurajin membaca buku dan ke kampusku,kuliah bersama teman seangkatanku,belajar dan menulis tugas bersama
Tetapi ada sesuatu yang mengganggu dan terus menerus kutanyakan pada diriku.Sanggupkah aku mengemban semua amanat itu?Sanggupkah?Karena kupikir ini bukan tentang nilai akademik,tapi membentuk ,mengarahkan agar mereka menjadi manusia berkarakter mandiri dan baik.
Sebuah beban berat.Karena menurutku Guru adalah 'Digugu dan Ditiru'(Dipatuhi dan dicontoh) dan bagaimana aku akan bisa melakukan semua itu?Meski aku tahu pahalanya sangat besar karena membentuk  karakter-karakter baik.
Beban itu makin terasa berat saat kian lama kian kupikirkan,baiklah,ini bukan tentang karena aku harus melepaskan salah satu kuliahku karena waktu itu bisa dobel kuliah sama-sama negeri asal bisa mengatur waktu,tapi karena rasa takut ke depannya aku tak mampu,yah aku tak mampu mengemban tugas itu,tugas berat sebuah pengabdian
Jadi kulepaskan di semester enam,aku tahu persis itu bukan panggilan jiwaku meski sangat mulia,karena aku mungkin waktu itu masih mahasiswi yang idealis,bahwa guru itu adalah pengabdian dan aku harus membentuk karakter sekaligus akademis,sesuatu yang sangat berat dan penuh perjuangan.
Selamat mengabdi dan berjuang para guru,pahala besar menanti kalian.
Kata orang dulu,sekali lagi,Guru itu akronim dari 'Digugu lan Ditiru'
Artinya'Dipatuhi dan menjadi teladan'
Selamat berkarya para guru,membentuk anak didik menjadi manusia seutuhnya dan berkarakter.
Salam.