Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Tua, Nisan, dan Darah

5 April 2019   02:57 Diperbarui: 5 April 2019   03:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meratap dalam keheningan..

Tumpukan debu putih bagai salju tebal.

Tubuh ringkih tergugu..lalu tertawa..lalu tergugu..menangis..

Menatap  hamparan tanah penuh debu putih..

Malam kian larut..

Tubuh ringkih  masih disana..

Hilang ,musnah  semuanya.

Yang dia rindukan dari seberang..

Terpaku dengan tatapan kosong.

Mengais tanah tanpa henti..

Darah mengucur di jari-jarinya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun