Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minuman Mangga yang Viral serta Resep yang Tak Lagi Rahasia

2 Januari 2018   22:30 Diperbarui: 3 Januari 2018   18:28 2949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum menutup tahun 2017, Jakarta kembali disuguhkan dengan sajian yang menggelitik lidah. Bukan kue ala-ala artis tentunya, ini hanya minuman berbahan baku buah mangga yang dibungkus dengan kemasan apik pun nama ciamik. Dari yang hanya "Jus Mangga" berubah jadi "King Mango Thai".

Di Teknologi Pangan ini  yang disebut inovasi penyajian. Jika jus mangga hanya dibanderol Rp 5.000 saja dan dijual di pinggir jalan raya, produk dengan bahan baku yang sama, tampilan yang kurang lebih sama dibanderol dengan harga yang luar biasa. Bisa 10 kali lipat dari harga jus mangga di jalanan.

Jangan tanya apa saja yang didapat oleh konsumen. Lokasi kongkow yang nyaman full AC, tersedia musik, berada di tengah keramaian, kemasan yang berukuran cukup besar serta transparan menampilkan seluruh wajah minuman hingga sangat cocok untuk didokumentasi terlebih dahulu lalu masuk menghiasi lini masa Instagram. 

Belum lagi bentuk sedotan yang imut, sendok yang lucu menggemaskan serta tak ketinggalan embel-embel Thai di sana. Lalu, bagaimana tentang satu cup minuman ini Rp 50.000? Tidak masalah. Worth it lah, Konsumen menang banyak dari penyajian dan tampilan.

Lalu dari segi rasa?

Sebelumnya, mari kita cari tahu bagaimana proses produksi minuman ini.

Berada di salah satu mal terbesar di kota Depok, saya yang penasaran dengan minuman ini tergoda untuk mencoba. Bagaimana sih rasanya? Kok yo ngantrinya sampai nutupin jalan segala? Seenak itukah? Oke! Saya putuskan untuk mencoba.

Dalam antrean, saya melihat sebuah pintu terbuka, dan dari sana keluar salah seorang pekerja dengan membawa ember berisi potongan mangga berbentuk kubus yang berukuran cukup besar, ada kemungkinan ruangan tersebut adalah ruangan yang digunakan untuk mengupas dan mencacah daging mangga sesuai ukuran yang telah ditetapkan perusahaan. 

Ember berisi potongan mangga tersebut diberikan pada seorang pekerja yang bertugas khusus untuk urusan blender memblender mangga hingga berbentuk jus.

Di sisi kanan petugas blender, seorang wanita dengan tampilan yang menurut saya cukup rapi, berhijab, mengenakan masker dan sarung tangan dengan cekatan melepaskan satu demi satu cup agar petugas blender bisa mengisinya dengan leluasa. Dan kerjaan bisa bergerak cepat.

Di sisi kanan wanita penyiap cup tersebut, ada seorang wanita yang siap untuk menuangkan cream ke dalam jus mangga yang telah dituangkan. Lalu proses berikutnya, jus mangga ditransfer ke bagian depan (menghadap customer) yang berdekatan dengan kasir.

Di sana, ada 4 orang wanita dengan alur kerja yang tak kalah ringan. Satu orang dari paling kanan bertugas untuk membuat bubur mangga dengan cara melumatkan mangga dengan alat tertentu namun tidak sampai benar-benar halus. Bubur mangga tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cup minuman, tepat di atas cream.

Selanjutnya, cup diberikan ke petugas di sebelah kirinya. Wanita tersebut bertugas untuk memasukkan potongan-potongan daging mangga berbentuk kubus ke bagian teratas minuman. Kemudian diberikan kembali ke petugas wanita di sisi kirinya.

Wanita tersebut bergerak cepat membuka kertas label untuk kemudian memasukkan cup demi cup ke dalamnya lalu menyelipkan semacam bendera perusahaan (yang tentunya semakin mempercantik tampilan minuman) bersama dengan garpu dan sedotannya yang menggemaskan.  Alur terakhir, minuman mangga ditutup dan diberikan pada kasir lalu minuman sampai di tangan pembeli.

Meskipun alur terkesan panjang, sebenarnya tidak. Pengerjaannya cukup cepat (bagaimanapun daging mangga yang lunak tidaklah jadi penghambat yang dapat memperlambat alur pekerjaan sehingga lebih lama) dan alur produksi dari satu pekerja ke pekerja lain bahkan seperti memberi pertunjukan gratis kepada konsumen sebelum pesanannya datang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Hal yang Salah dari Produksi Pangan yang Terbuka

Pernahkah terpikirkan mengapa perusahaan yang memproduksi makanan tidak mengijinkan orang lain berkunjung ke "dapurnya"? jika adapun, dapat dipastikan orang tersebut adalah pekerja atau orang yang dipercaya untuk menambah kualitas produk.

Di "dapur" produksi, terdapat resep dan SOP produksi yang pada umumnya selalu menjadi rahasia perusahaan. Tidak ada satu orang pun yang boleh memasukinya tanpa ijin pimpinan. Resep dan SOP yang terbuka lebar dihadapan pengunjung akan menjadi rahasia umum dan dengan mudah ditiru lalu membuka usaha yang sama di tempat lain. Sayang kan?

Inovasi minuman mangga yang viral ini memang cukup menggiurkan. Modalnya pun tak banyak. Pengerjaannya juga sederhana, namun sayang, produksi yang terbuka membuatnya kini menyebar kemana-mana.

Boleh saja, meski sebenarnya tidak ada resep rahasia yang membuat minuman ini diganderungi banyak orang, selama "dapur tertutup rapat untuk konsumen" pihak perusahaan berlakon seolah ada "sesuatu" di sana yang tak seorang pun mengetahuinya. Rahasia utama mengapa minuman itu bisa sampai viral. Bisa sajakan?

Perhatikan itu makanan cepat saji ayam. Ada berapa banyak di Indonesia saat ini? Adakah perbedaan rasa yang signifikan diantaranya? Mengapa banyak orang yang terus datang dan mengantre di sana? 

Ya itu, ada "rahasia" yang konon menjadi alasan mengapa ayam tersebut menjadi lezat dan diburu banyak orang. Padahal kalau dikonsumsi, ah, sama saja tuh satu dengan yang lainnya. Bahkan rasanya mamak juga bisa menghasilkan ayam yang sama dengan yang mereka hasilkan. Meskipun alasan lain tentu karena "cepat sajinya" itu.

Resep kini telah menjadi milik umum, produk yang sama mulai bertebaran di mana-mana. Bahkan salah satu artispun bergerak cepat mengeluarkan produk yang sama. Menurutmu, produk mana yang akan laku keras? Artis yang memiliki bejibun fans? Atau brand yang baru saja muncul? Silahkan nilai saja sendiri.

Dari tren bisnis para artis yang doyan ikut-ikutan sih, besar kemungkinan akan ada minuman-minuman mangga lain di luar sana yang menggunakan nama artis. Apa bedanya dengan cake ala-ala artis yang marak di sana sini sekarang?

Penilaian Rasa

Sejauh mata memandang ke dalam kemasan produk, buah mangga adalah bahan baku yang mendominasi. Ditambah dengan cream yang menurut lidah saya adalah perpaduan yang terlalu dipaksakan sehingga menghasilkan rasa yang tidak nyambung. Tidak salah jika banyak orang yang menyisihkan cream dan tidak ikut mengonsumsinya.

Memang saat membuka kemasan minuman, rasanya seperti tak sabar untuk segera mengonsumsi. Belum lagi tampilan potongan daging mangga yang segar terlihat sangat menggiurkan dan menggoda untuk buru-buru disikat. Begitu mengonsumsi potongan pertama, asem. Nah! Seharusnya bisa dipisahkan, mangga untuk dijadikan jus dengan mangga untuk potongan daging di bagian atas produk.

Krim yang sangat lembut dan manis, dipadu dengan jus mangga yang juga manis? Tebak saja hasilnya! Kalau Bahasa Bataknya sih Giak dan biasanya akan ditinggalkan karena tidak memberikan kenyamanan bagi mulut saat mengonsumsinya. Kembali lagi, tentang selera, masing-masing tentunya berbeda.

Itu dia, produksi sederhana produk minuman yang sedang viral. Proses yang sangat mudah, tak perlu modal selangit, namun untung berlipat-lipat. Tertarik mencoba? Silahkan ikuti alur produksi di atas. Mau berinovasi sendiri? Manggaaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun