Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Om Maulwi Saelan, Pengawal Soekarno yang Kukenal

28 September 2020   11:21 Diperbarui: 28 September 2020   12:23 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maulwi Saelan Foto | BeritaSatu.com

Tak banyak wartawan olahraga yang tergabung dalam Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jaya untuk mewawancari Maulwi ketika itu. Apa lagi menjadikannya sebagai narasumber berita tatkala kualitas sepakbola nasional melorot.

Belakangan penulis baru tahu alasannya. Maulwi Saelan adalah mantan pengawal Presiden Soekarno yang tergabung dalam Resimen Tjakrabirawa. Tentu, bisa dipahami, kala Orde Baru ada rasa ngeri untuk mewawancari orang-orang yang punya latarbelakang punya kedekatan dengan Bapak Proklamasi.

Namun lantaran Kardono, Ketua Umum PSSI, kala itu sering memintai pendapat dan saran kepada Maulwi berkaitan dengan pembinaan pemain sepakbola, dalam diri penulis tumbuh keyakinan bahwa mewawancari Maulwi Saelan bukanlah sesuatu yang diharamkan dalam dunia jurnalistik. Meski disadari saat itu bahwa media masih dibawah kontrol penguasa, yang sedikit-sedikit diancam untuk dibredel.

Om Maulwi Saelan punya kepribadian terbuka. Penulis pun pernah mendatangi kediamannya di kawasan Bendungan Hilir. Penulis diterima dengan baik. Dan bicara panjang lebar. Dan, kala ia hadir di depan kantor PSSI, ia sering ngobrol dengan para pemain senior dan awak media yang tergabung dalam Siwo PWI.

Penulis pun berkenalan dengan Menteri Olahraga Pertama, Muladi. Kala itu, Saelan minta kepada penulis untuk mengecek disain bangunan gelanggang olahraga yang kemudian dikenal GBK. Arsip gambar bangunan GPK masih lengkap dipegang Maladi saat itu.

Diperoleh penjelasan bahwa biaya pembangunan GPK pada 1962, yang didukung arsitektur dari Soviet, sebesar 10,5 juta dolar AS.  Semua dibayar dengan karet alam Indonesia dan dalam tempo dua tahun lunas.

**

Maulwi Saelan lahir di Makassar, 8 Agustus 1926. Sudah tentu ia mengalami pahitnya zaman kolonial Belanda. Ia memilih jalur olahraga sebagai perjuangannya hingga pada usia 30 tahun dipercaya menjadi penjaga gawang PSSI.

Tim Indonesia yang lolos seleksi Asia bertanding langsung menghadapi Uni Soviet. Hingga perpanjangan 2 x 15 menit, Saelan berhasil menjaga gawang dari kebobolan. Nah, lantaran kala itu tak ada aturan adu pinalti, akhirnya pertandingan diulang 36 jam kemudian. Dalam pertandingan ulang ini, kita harus mengakui keunggulan lawan lantaran para pemain mengalami cedera pada pertandingan sebelumnya.

Om Saelan pernah tampil dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo (9/9-1948) yang kala itu diikuti 13 kresidenan sepulau Jawa. Perhelatan digelar di Stadion Sriwedari dan dibuka Presiden Soekarno. Saelan sendiri mewakili atlet dari luar Jawa yang dimasukkan ke dalam kontingen Jakarta.

Menariknya, sebelum PON berlangsung, pada Januari 1947 digelar kongres pertama di Solo. Kongres diwarnai semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Lalu diputuskan bahwa Indonesia harus menembus blokade Belanda dan ikut Olimpiade 1948 di London.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun